Sunday, July 5, 2015

MAKALAH VOLTMETER

VOLTMETER
(Makalah Instrumentasi Fisika)


Oleh :
I Kadek Irfando Dwikki Sadewa
1413022032




PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang alat ukur “Voltmeter”. Makalah ini merupakan salah satu tugas untuk melengkapi presentasi alat ukur pada mata kuliah Instrumen Fisika (Infis).Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak kepada para pembaca terutama kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu, pengalaman, dan informasi yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.




Bandarlampung, 11 Mei 2015


Penulis


                            

DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3  Tujuan......................................................................................................... 5

BAB II Pembahasan

2.1 Pengerian Voltmeter................................................................................... 6
2.2 Jenis-Jenis Voltmeter.................................................................................. 6
2.3 Bagian-Bagian Voltmeter........................................................................... 7
2.4 Prinsip Kerja Voltmeter.............................................................................. 8
2.5 Cara Penggunaan Voltmeter....................................................................... 10
2.6 Cara Mengenolkan Voltmeter.................................................................... 13

BAB II Penutup

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 14
Daftar Pustaka.................................................................................................. 15





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang

MAKALAH TANG AMPERE (CLAMP METER)

TANG AMPERE (CLAMP METER)(Makalah Insturmentasi Fisika)     Oleh: Muhammad Fikri Hasan(1113022010)   
  PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG2015





KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Tang Ampere (Clamp Meter)”.Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan datang.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Bandar Lampung, 26 April 2015



  Penyusun






DAFTAR ISI



BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Tang Ampere. 6

BAB III  PENUTUP
Kesimpulan. 17






BAB I


MAKALAH SOUNDMETER


I.1 Latar Belakang
Kebisingan merupakan problem lingkungan yang timbul akibat

MAKALAH SISTEM KUMPARAN PUTAR

Sistem Kumparan Putar
(Makalah Instrumentasi Fisika)



Oleh
Gregorius Verli Giga Winarno
1413022028










PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Kumparan Putar”.Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di Universitas Lampung yaitu Instrumentasi Fisika.Dalam menyusun makalah ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga semua kebaikan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda.Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan penulisan, maupun isi serta pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan makalah lain di masa yang akan datang.Dengan ini, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.


Bandar Lampung, 10Mei 2015


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Perumusan masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASANI.I Konsep Dasar Kumparan Putar1.2 Bagian – bagian alat ukur kumparan putar1.3 Prinsip kerja alat kumparan putar1.4 Cara menentukan skala1.5Pergerakan Dan Redaman
1.6 Peredaman alat ukur kumparan putar1.7 Sebab-Sebab Kesalahan Dari Alat Ukur BAB III KESIMPULANDAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
 Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita; misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi tersebut berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati, sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran dan besar sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan diukur.
Alat-alat ukur yang langsung memberikan nilai pengukuran kebesaran listrik pada skala yang dapat dibaca secara jelas; yaitu alat-alat ukur yang secara jelasnya mentransformasikan kebesaran listrik pada skala yang tertentu. Alat-alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai alat penunjuk. Alat penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik langsung melalui suatu fenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan perputaran tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala tertentu. Dengan kata lain, alat  tersebut bekerja menggunakan sistem kumparan putar. Mengingat pentingnya materi ini, maka makalah “Alat Ukut Sistem Kumparan Putar” ini dibuat.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud alat ukur sistem kumparan putar ?
2.      Apa kegunaan alat ukur sistem kumparan putar ?
3.      Bagaimana konsep dasar alat ukur sistem kumparan putar ?
4.      Bagaimana cara kerja alat ukur sistem kumparan putar ?
5.      Bagaimana cara menentukan besar skala ?
6.      Bagaimana cara peredaman alat ukur sistem kumparan putar ?
 C.   Tujuan
1.      Mengetahui alat ukur kumparan putar
2.      Mengetahui kegunaan alat ukur sistem kumparan putar
3.      Mengetahui konsep dasar alat ukur sistem kumparan putar
4.      Mengetahui cara kerja alat ukur sistem kumparan putar
5.      Mengetahui menentukan skala
6.      Mengetahui cara peredaman alat ukur sistem kumparan putar.


BAB II
PEMBAHASAN
 Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk bermacam arus, tidak hanya untuk arus searah, akan tetapi dengan alat-alat pertolongan lainnya, dapat pula dipakai untuk arus AC.1.1Konsep Dasar Kumparan PutarSebuah kumparan (coil) kawat halus digantung dalam medan magnet yang dihasilkan oleh sebuah magnit permanen. Menurut hukum dasar gaya elektromagnetik; kumparan tersebut akan berputar di dalam medan magnit bila dialiri arus listrik. Fungsi kawat halus (serabut) sebagai pembawa arus dari dan ke kumparan, keelastisan serabut halus tersebut membangkitkan suatu torsi (gaya rotasional) yang melawan perputaran kumparan. Kumparan akan terus berdefleksi (penyimpangan) sampai gaya elektromagnetiknya menyeimbangi torsi mekanis lawan gantungan. Dengan demikian penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. 1.2 Bagian – bagian alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar terdiri dari bagian-bagian seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
IMG0339A.jpgGambar 1 - Bagian-Bagian Alat Tampak Dari Dalam crop 8.jpg   crop 9.jpg
Gambar 2 - Skema Bagian-Bagian Alat Tampak Dari Luar 
Keterangan skema :
1.      Magnit tetap
2.      Kutub sepatu
3.      Inti besi lunak
4.      Kumparan putar
5.      Pegas spiral
6.      Jarum penunjuk
7.      Rangka kumparan putar
8.      Tiang poros

1.3 Prinsip kerja alat kumparan putar

Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur, yang bekerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabakan kumparan tersebut berputar. Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara / selatan yang berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros kumparan bergerak, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
Gambar 3

Perhatikan gambar di bawah ini :
crop 8.jpgcrop 9.jpg

Gambar di atas menunjukkan adanya magnet yang permanen (1), yang mempunyai kutub-kutub (2), dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi (3). Penempatan silinder inti besi (3), di antara kedua kutub magnet, utara dan selatan, akan menyebabkan di celah udara antara kutub-kutub magnet dan silinder inti besi akan berbentuk medan magnet yang rata, yang masuk melalui kutub-kutub tersebut. Ke dalam silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam selah udara ini ditempatkan kumparan putar (4), yang dapat berputar melalui sumbu (8). Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f  yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus dan medan magnit. Arah dari gaya f dapat ditentukan menurut ketentuan tangan dari Fleming (lihat gambar).
3.jpg
Gambar 4

Prinsip kerja alat ukur kumparan putar menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya yang timbul disebut dengan gaya Lorentz. Arahnya ditentukan dengan kaidah tangan kiri Fleming.
crop 2.jpg
Gambar 5 - Gerakan Jarum Penunjuk
Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang konstan melalui alat ukur ampermeter maka jarum penunjuk akan bergerak melalui posisi 1, 2, 3, dan berhenti pada 4.persamaan untuk  :
Tp = Bnab I
Dengan,
B = Medan magnet
a  = Panjang kumparan
n = Banyak lilitan
I = arus yang mengalir (A)
b  = Lebar kumparan
Tp = Momen putar (N-m)
Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah
merupakan indikasi langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri
kumparan. Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke
keadaan mantap ( steady state ) pada arus besar tertentu yang diimbangi oleh
torsi pegas pengontrol.

Bila n di nyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar. Pada setiap ujung dari pada sumbu, di tempatkan pegas yang salah satu ujungnya melekat padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap pegas akan memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi dengan kata lain pegas memberikan pada sumbu moment Tc yang berlawanan arahnya dengan arah Tp. Bila konstanta pegas dinyatakan sebagai τ, maka besar Tc dapat dinyataka sebagai :
Tc = τ θ

Bila sumbu dan kumparan kumpar, berputar melalui sudut akhir sebesar , maka dalam keadaan seimbang ini Tp = Tc, sehingga terdapat persamaan sebagai berikut:
τ  = Bnab I
dan dari sini
  = I
Dengan demikian sudut akhir  dari putaran sumbu yang menjadi tempat melekat penunjuk, di tentukan oleh persamaan di atas. Kebesaran-kebesaran (Bnab/ τ) disebut sebagai konstanta alat ukur.

Pada umumnya, momen seperti Tp, disebut momen penggerak, dan alat yang menyebabkan dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen Tc disebut momen pengontrol.

Dengan berpegang kepada pengertian-pengertian ini, maka harga sudut rotasi akhir dari penunjuk, pada alat pengukur kumparan putar, di tentukan oleh hubungan antara momen penggerak dan momen pengontrol, dan dinyatakan dalam persamaan di atas.

1.4 Cara Menentukan Skala

Cara penentuan skala dari alat ukur kumparan putar akan dijelaskan melalui grafik yang menghubungkan persamaan antara sudut putar θ dan momen penggerak T. Sumbu horizontal menyatakan sudut putar θ, dan sumbu vertikal momen.
crop 3.jpg
Gambar 8 - Penentuan Dari Penunjukkan Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

crop 4.jpg
Gambar 9 - Skala Dari Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut sebesar 1,2 radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 1, 2, 3, 4 dan 5 mA dinyatakan sebagai Tp1, Tp2, Tp3, Tp4 dan Tp5, maka momen-momen tersebut dapat digambarkan sebagai garis-garis dan berjarak sama satu dan lainnya. Ingat bahwa momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak tergantung dari sudut putar θ dari penunjuk. Momen pengontrol berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan digambarkan dalam grafik sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A. Bila sudut perputaran dari penunjuk dalam keadaan keseimbangan antara momen penggerak dan momen pengontrol, pada masing-masing momen penggerak dinyatakan sebagai θ1, θ2, θ3, θ 4, θ5, maka di dapat θ2 = 2θ1, θ3 = 3θ1, θ4 = 4θ1 dan θ5 = 5θ1. Dengan demikian jika skala dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama, dan memberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4 dan 5, maka arus yang melalui alat ukur ini dapat segera dinyatakan pada harga skala dimana penunjuk berhenti.

1.5Pergerakan Dan Redaman

Pada Gambar 6 - memperlihatkan suatu pegas dimana salah satu ujungnya mati, sedangkan ujung yang lain bebas. Pada ujung yang bebas ini ditempatkan suatu pemberat, dan dalam keadaan seimbang dimana gaya gravitas dilawan oleh gaya pegas, terdapat keadaan stasioner (a). Bila pemberat ditarik ke bawah, dan dari posisi ini dilepaskan (b), maka pemberat akan berosilasi antara (b) dan (c), di sekitar titik stasionernya (a). Bila tidak ada gaya yang meredamnya, maka pemberat akan berosilasi selamanya.
crop 5.jpg
Gambar 6 - Osilasi Dari Suatu Massa Yang Digantungkan Pada Suatu Pegas Cylindrical Helical

crop 6.jpg
Gambar 7 - Peredaman Dalam Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

Momen penggerak dan momen pengontrol pada alat ukur kumparan putar mempunyai kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada pada pemberat dan gaya tarik dari pegas. Jadi bagian yang berputar yaitu kumparan, sumbu dan alat penunjuk, akan berisolasi pada , bila tidak ada momen lain yang meredamnya, yang menyebabkan penunjuk berhenti pada. Dalam keadaan tidak diberikannya peredam khusus, maka momen redaman akan terdiri dari tahanan-tahanan udara dan tahanan-tahanan mekanis pada kedudukan kumparan, sedangkan besar redaman ini akan kecil sehingga alat penunjuk akan berisolasi untuk waktu yang lama. Alat ukur yang seperti ini sulit dipakai, dan dalam banyak hal sama sekali tidak dapat digunakan. Dengan demikian, diperlukan adanya peredam, disamping momen-momen penggerak dan pengontrol, maka penunjuk akan dapat sampai pada harga akhirnya dengan cepat. Momen peredam yang dimaksudkan dihasilkan oleh alat peredam.

1.6 Peredaman alat ukur kumparan putar

Dalam alat ukur kumparan putar, pada umumnya kumparan putarnya dibentuk kerangka berbahan aluminium. Secara listrik kerangka tersebut merupakan jaringan hubung pendek, dan memberikan pada kumparan momen peredam. Bila kumparan putar berputar yang disebabkan oleh arus yang melaluinya, maka dalam kerangkanya akan timbul arus induksi. Ini disebabkan karena putaran kerangka aluminium ini terjadi dalam medan magnet pada celah udara, sehingga tegangan yang berbanding lurus pada kecepatan perputaran akan diinduksikandalam kerangka tersebut. Arah dari tegangan dapat ditentukan melalui hukum tangan kanan Fleming. Tegangan ini yang menyebabkan arus induksi mengalir ke dalam kerangka kumparan. Sebaliknya arah arus induksi ini akan memotong fluks magnet dalam celah udara bila kumaran berputar, dan akan dibangkitkan momen yang berbanding lurus dengan kecepatan putar. Akan tetapi arah dari momen ini adalah berlawanan dengan arah perputaran, menyebabkan perputaran terhambat. Dengan demikian, terjadilah redaman yang berusaha melawan perputaran.

Bila sesuatu keadaan dihadapi dimana penampang dari pada kerangka adalah kecil sedangkan tahanannya (secara listrik) besar, maka Id yang terjadi akan kecil. Dalam hal ini maka momen redam yang dihasilkan akan lemah dan penunjuk akan berosilasi disekitar , dan secara gradual akan menunjukan ke titik akhir tersebut, seperti diperlihatkan pada gambar 8 (a). Bila tahanan listrik pada kerangka kecil maka Id akan dapat besar, yang menghasilkan momen peredam yang kuat pula. Dalam hal ini maka perlawanan terhadap perputaran akan besar , dan pergerakan penunjuk tidak lagi bebas. Penunjuk akan mendekati harga akhir secara monotonis lambat, seperti dinyatakan pada gambar 8 (b).
crop 7.jpg
Gambar 8 – Gerakan Jarum Penunjuk Dari Suatu Alat Ukur

Aksi peredaman yang mempergunakan prinsip-prinsip elektromaknetis ini dikenal sebagai redaman elektromagnetis. Kurva A menyatakan peredaman kurang (under damp), sedangkan kurva B menyatakan peredaman lebih (over damp). Waktu untuk sampai pada harga akhir untuk kedua keadaan tersebut adalah lama. Suatu keadaan khusus terdapat di antara keduanya, seperti dinyatakan oleh kurva C (critical damp), keadaan ini dinyatakan sebagai peredam kritis.
Waktu yang diperlukan untuk satu perioda dalam keadaan peredaman kurang disebut perioda dari osilasi. Untuk alat-alat ukur yang biasanya dipergunakan, diperlukan untuk sampai pada harga akhir yang hendak dibaca dalam batas-batas yang secepat mungkin. Sehingga pengukuran yang benar dapat diperoleh dengan cepat. Oleh sebab itu, alat-alat ukur yang lazim dipergunakan dibuat dengan peredaman sedikit kurang, seperti dinyatakan pada kurva D.

1.7 Sebab-Sebab Kesalahan Dari Alat Ukur Setiap alat ukur dari type kumparan putar yang dipergunakan untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang diperkenankan sesuai dengan kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal di bawah ini :
1.      Medan magnit luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri arus besar atau di sekitar suatu magnit yang sangat kuat maka medan magnit yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnit daripada alat ukur bisa terpengaruh.2.      Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur 20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.3.      Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.4.      Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama, kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-cara pengaturan titik nol dari luar.5.      Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan bantalan besar.6.      Umur alat ukur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai dengan setahun.7.      Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur diatur dengan menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan terjadi kesalahan; berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dari pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk mempergunakan alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu alat ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel berikut :
Letak
Tanda
Tegak
Mendatar
Di pasang dengan posisi miring 600




BAB III
KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagi berikut :1.      Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang berkerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnit, yang berasal dari suatu magnet permanen.
2.      Bagian-bagian alat ukur kumparan putar, yaitu magnit tetap, kutub sepatu, inti besi lunak, kumparan putar, pegas spiral, jarum penunjuk, rangka kumparan putar, tiang poros.
3.      Prinsip kerja alat ukur kumparan putar menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”.
4.      Momen penggerak hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak tergantung dari sudut putar θ dari penunjuk.
5.      Momen penggerak dan momen pengontrol pada alat ukur kumparan putar mempunyai kesamaannya dengan gravitas yang bekerja pada pada pemberat dan gaya tarik dari pegas.
6.      Macam-macam redaman, yaitu under damp, over damp, dan critical damp.
7.      Sebab-sebab kesalahan dari alat ukur, yaitu medan magnit luar, temperatur keliling, pemanasan sendiri, pergeseran dari titik nol,  gesekan-gesekan, umur, dan letak dari alat ukur.



DAFTAR PUSTAKA

di unduh pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 19.31 WIB

di unduh pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 19.00 WIB

di unduh pada tanggal 10 Mei 2015 pukul 19.30 WIB

Sapiie, Soedjana dan Osamu Nishino. 1979. Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Jakarta:P.T Pradnya Paramita