Wednesday, July 1, 2015

MAKALAH AMPERMETER DIGITAL


BAB I
 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kebesaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indera kita. Untuk memungkinkan pengukuran maka kebesaran listrik ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui panca indera kita, misalnya kebesaran listrik seperti arus ditransformasikan melalui suatu fenomena fisis ke dalam kebesaran mekanis. Perubahan tersebut bisa merupakan suatu rotasi melalui suatu sumbu tertentu. Besar sudut rotasi tersebut berhubungan langsung dengan besar arus listrik yang akan kita amati, sehingga pengukuran dikembalikan menjadi pengukuran terhadap suatu perputaran dan besar sudut adalah menjadi ukuran besar listrik yang akan diukur.

Alat-alat ukur yang langsung memberikan nilai pengukuran kebesaran listrik pada skala yang dapat dibaca secara jelas; yaitu alat-alat ukur yang secara jelasnya mentransformasikan kebesaran listrik pada skala yang tertentu. Alat-alat ukur dalam golongan ini akan disebut sebagai alat penunjuk. Alat penunjuk, bekerja atas prinsip perubahan kebesaran listrik langsung melalui suatu fenomena fisis tertentu, ke dalam suatu perputaran, dan perputaran tersebut dihubungkan dengan jarum yang berputar pada skala tertentu.

Salah satu alat ukur yang menggunakan prinsip diatas adalah multimeter. Multimeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus, tegangan, dan nilai suatu hambatan. Umtuk lebih memahami semua terkait dengan multimeter, maka dibuat makalah ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui bagian-bagian multimeter.
2.      Mengetahui cara membaca skala pada multimeter
3.      Mengetahui prinsip kerja multimeter.
4.      Mengetahui sebab-sebab kesalahan pembacaan pada multimeter.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna. dengan mengoperasikan sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah dijadikan sebagai sebuah voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penepatan (disebut 'range') pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi. Setiap multimeter mempunyai kepekanaan yang berbeda-beda. Misal kepekaan sebuah multimeter adalah 20 kΩ/V. Ini berarti multimeter akan menunjukan simpangan penuh jika dialiri arus 500µA. Atau pada pengukuran tegangan menggunakan skala ukur 10 V berarti multimeter memiliki hambatan sebesar 200kΩ.
Multimeter Analog

    1. Jarum Penunjuk meter
    2. Skala
    3. Zero Adjus screw
    4. ters lead
    5. output
    6. Zero ohm adjust
    7. penggerak jangkauan
    8. lobang kutup negatif
    9. lobang kutup positif

1.      Bagian-Bagian Multimeter
A.    Bagian Dalam dan Fungsi
Berikut adalah bagian-bagian dalam multitester:
a)      Resistor tentunya berfungsi untuk menghambat arus. Resistor yang ada tersusun menjadi dua macam, yaitu secara seri dan paralel.
b)      Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan.
c)      Sicring berfungsi untuk memutuskan rangkaian saat menerima arus yang melampaui batas.
d)     Sound berfungsi untuk memberikan indikator bunyi saat multimeter dikalibrasi.
e)      Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus. Dioda yang dipakai adalah dioda zener dan berjumlah dua.
f)       Batu batrai berfungsi sebagai sumber tegangan.
B.     Bagian Luar Dan Fungsi
Multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan fungsinya :
a)      Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
b)      Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol.
Caranya : saklar (Ohm), Wpemilih diputar pada posisi  test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol diputar ke Wpengatur kedudukan 0  kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
c)      Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu : (Ohm) berarti multimeter W(4) Posisi  berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; W dan K
d)     Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
e)      Posisi DCV (Volt DC) berarti\ multimeter berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan 1000.
f)       Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.
g)      Lubang kutub + berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
h)      Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
i)        Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch), berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
j)        Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat komponen komponen multimeter.
k)      Jarum penunjuk meter (Knife – edge Pointer), berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
l)        Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan meter.




2.2  Prinsip Kerja Multimeter

Komponen dasar kebanyakan alat ukur, termasuk amperemeter, voltmeter, dan ohm meter adalah Galvanometer. Galvanometer terdiri dari satu kumparan kawat (dengan jarum penunjuk yang terpasang) yang tergantung pada medan magnet oleh magnet permanen. Bila arus mengalir melalui loop kawat, yang biasanya berbentuk persegi panjang, medan magnet memberi torsi pada loop.

Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara / selatan yang berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros kumparan bergerak, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
Skema jalannya arus pada kumparan

Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f  yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus dan medan magnet. Arah dari gaya f dapat ditentukan menurut ketentuan tangan dari Fleming (lihat gambar).
3.jpg
Gambar ketentuan tangan dari Fleming

Seperti diketahui sebelumnya, prinsip kerja dari multimeter adalah dengan mengukur gaya yang bekerja pada medan magnet dan kumparan berarus. Multimeter sendiri merupakan sebuah alat yang menggunakan alat yang menggunakan medan magnet untuk mendeteksi besar arus yang mengalir. Konstruksi dari multimeter sederhana sekali yaitu berupa kumparan yang terhubung dengan sebuah jarum penunjuk yang diletakkan diantara dua kutub magnet permanent.

Prinsip kerja multimeter adalah alat ukur kumparan putar menggunakan dasar percobaan Lorentz, “jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan timbul gaya”. Gaya yang timbul disebut dengan gaya Lorentz. Arahnya ditentukan dengan kaidah tangan kiri Fleming.

crop 1.jpg
Gambar 6 – Ampermeter

crop 2.jpg

Gambar 7 - Gerakan Jarum Penunjuk

Bila pemutus arus K ditutup yang memungkinkan arus searah yang konstan melalui alat ukur ampermeter maka jarum penunjuk akan bergerak melalui posisi 1, 2, 3, dan berhenti pada 4.

Besar dari gaya ini akandapat di turunkan dengan mudah. Nyatakan besar medan magnit dalam celah udara sebagai B, panjang kumparan sebagai a, dan lebar kumparan sebagai b, momen putar Tp dapat dinyatakan sebagai:

Tp = Bnab I

Bila n di nyatakan banyaknya lilitan dari kumparan putar. Pada setiap ujung dari pada sumbu, di tempatkan pegas yang salah satu ujungnya melekat padanya, sedangkan ujung yang lain pada dasar yang tetap. Setiap pegas akan memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari sumbu, dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi dengan kata lain pegas memberikan pada sumbu moment Tc yang berlawanan arahnya dengan arah Tp. Bila konstanta pegas dinyatakan sebagai τ, maka besar Tc dapat dinyataka sebagai :
Tc = τ θ




Bila sumbu dan kumparan kumpar, berputar melalui sudut akhir sebesar , maka dalam keadaan seimbang ini Tp = Tc, sehingga terdapat persamaan sebagai berikut:
τ  = Bnab I
dan dari sini
  = I

Dengan demikian sudut akhir  dari putaran sumbu yang menjadi tempat melekat penunjuk, di tentukan oleh persamaan di atas. Kebesaran-kebesaran (Bnab/ τ) disebut sebagai konstanta alat ukur.

Pada umumnya, momen seperti Tp, disebut momen penggerak, dan alat yang menyebabkan dikenal sebagai alat penggerak. Sedangkan momen Tc disebut momen pengontrol.

Dengan berpegang kepada pengertian-pengertian ini, maka harga sudut rotasi akhir dari penunjuk, pada alat pengukur kumparan putar, di tentukan oleh hubungan antara momen penggerak dan momen pengontrol, dan dinyatakan dalam persamaan di atas.

2.3  Penentuan Skala Multimeter

Cara penentuan skala dari multimeter berdasarkan alat ukur kumparan putar akan dijelaskan melalui grafik yang menghubungkan persamaan antara sudut putar θ dan momen penggerak T. Sumbu horizontal menyatakan sudut putar θ, dan sumbu vertikal momen.
crop 3.jpg
Penentuan Dari Penunjukkan Alat Ukur Jenis Kumparan Putar

crop 4.jpg
Skala Dari Alat Ukur

Misalkan suatu alat pengukur kumparan putar berputar melalui sudut sebesar 1,2 radial bila arus searah yang melaluinya adalah sebesar 1, 2, 3, 4 dan 5 mA dinyatakan sebagai Tp1, Tp2, Tp3, Tp4 dan Tp5, maka momen-momen tersebut dapat digambarkan sebagai garis-garis dan berjarak sama satu dan lainnya. Ingat bahwa momen penggerak tersebut hanya ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak tergantung dari sudut putar θ dari penunjuk. Momen pengontrol berbanding lurus dengan besar sudut putar, dan digambarkan dalam grafik sebagai garis lurus yang menghubungkan titik mula dengan A. Bila sudut perputaran dari penunjuk dalam keadaan keseimbangan antara momen penggerak dan momen pengontrol, pada masing-masing momen penggerak dinyatakan sebagai θ1, θ2, θ3, θ 4, θ5, maka di dapat θ2 = 2θ1, θ3 = 3θ1, θ4 = 4θ1 dan θ5 = 5θ1. Dengan demikian jika skala dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar 1,2 rad ke dalam lima bagian-bagian yang sama, dan memberikan angka-angka pada lima bagian dari skala tersebut 0, 1, 2, 3, 4 dan 5, maka arus yang melalui alat ukur ini dapat segera dinyatakan pada harga skala dimana penunjuk berhenti.

Cara Memperbesar Batas Ukur
A.    Amperemeter
Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada rangkaian yang diukur. Amperemeter yang digunakan untuk mengukur kuat arus yang kecil (dalam skala miliampere) disebut miliampermeter. Miliampermeter dapat juga digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang besar (dalam skala ampere) dengan cara menambahkan hambatan cabang (shunt). Dengan adanya hambatan cabang (shunt) itu, berarti miliamperemeter dapat mengukur kuat arus listrik yang melebihi batas ukurnya.

Penurunan tahanan shunt parallel terhadap amperemeter dapat dituliskan sebagai berikut :

Atau



Karena               ; maka:

Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki temperatur konstan dan ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar (manganin atau konstantan) yang memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistip yang disusun berjarak sama dan masing-masing ujungnya dilas ke sebuah batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang sangat rendah dan memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga karena shunt ini biasa digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.

Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar dengan menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dapat dipilih dengan  menggunakan sakelar rangkuman (range swicth). Alat ini sendiri disebut sebagai amperemeter rangkuman ganda (multirange ammeter). Alat ini mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat tidak akan rusak.

Penggunaan shunt universal atau shunt ayrton akan mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Maka keuntungan yang dapat diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar.

B.     Volt meter
Seperti halnya amperemeter, voltmeter pun ada batas ukurnya. Resistor digunakan untuk pembagi arus sebagai rangkaian kebalikan dengan hubungan seri pembagi tegangan resistor "pengali" yang digunakan pada perancangan voltmeter .
Umumnya, sangat berguna mempunyai berbagai jangkah tetap untuk sebuah meter elektromekanik seperti ini, untuk dapat membaca jahkah yang luas dari tegangan dengan mekanis pergerakan tunggal.
Ini adalah pengunaan yang seharusnya sebuah sakelar banyak kutub dan beberapa resistor pengali, setiap satu ukuran untuk jangkah tersendiri:
00153






Sakelar lima posisi hanya membuat sambungan dengan sebuah resistor pada setiap saat . Pada posisi bawah (penuh kekanan) , ini membuat sambungan tanpa resistor seluruhnya, memenuhi sebuah keadaan mati "off" . setiap ukuran resistornya merupakan jangkah ukur penuh mandiri untuk sebuah voltmeter, semua berdasar pergerakan meter mandiri (1 mA, 500 Ω). Sebuah hasil akhir adalah volt meter dengan empat jangkah skala penuh pengukuran yang berbeda . tentu, untuk pantasnya, skala meter pergerakan harus dilengkapi penandaan untuk setiap jangkah ukurnya yang bersambungan.

2.3  Fungsi Multimeter

A.     Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Amper meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambhan dengan hambatan shunt.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya
Langkah mengukur kuat arus
·         Atur Selektor pada posisi DCA atau ACA tergantung arus yang akan diukur.
·         Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
·         Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
·         Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
·         Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
·         Baca hasil ukur pada multimeter.



Cara Pengukuran Skala Amperemeter

Setelah dihubungkan dengan kabel negative dan kebel positif maka jarum amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum penunjuk skala akan menunjukkan angka tertentu. Cara pengukuran yaitu:

Cara Membaca Pengkuran Amperemeter
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca

B.     Voltmeter
Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan baik tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur.
Gambar Voltmeter AC/DC
Gambar cara penggunaan Voltmeter
Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus memperhatikan manual book masing masing multimeter, yang dapat diringkas sebagai berikut :
·         Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe berwarna merah dicolokkan pada terminal  (+), dan probe berwarna hitam dicolokkan pada terminal com (-). Ada beberapa multimeter yang memiliki probe include dengan multimeternya sehingga tidak perlu susah-susah memasang.
·         Jenis tegangan. Sebelum melakukan pengukuran kita harus mengetahui jenis tegangan apa yang akan kita ukur, apakah tegangan AC (alternating current) atau tegangan DC (direct current). Dengan mengetahui jenis tegangannya kita dapat menentukan penempatan selector pada bagian AC atau DC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan AC arahkan selektor pada bagian AC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan DC maka arahkanlah selektor pada bagian DC. Jika kita belum mengetahui jenis tegangannya, supaya aman dalam pengukuran hendaknya arahkan selektor pada bagian AC (karena tegangan DC sebenarnya bagian dari tegangan AC).
Memilih selektor pada tegangan AC/DC
·         Besar Tegangan. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah mengetahui berapa besar tegangan yang akan diukur, untuk memudahkan penentuan Batas Ukur. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur (setiap multimeter yang berbeda merk biasanya berbeda nilai batas ukurnya, sehingga kita harus menyesuaikan). Misal : kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui bahwa jenis tegangan-nya adalah AC dan besar  tegangan adalah 220 VAC, maka batas ukur yang harus dipilih (jika menggunakan multimeter di atas) adalah 250 atau 1000. Jika kita belum mengetahui tegangan yang akan diukur, pilihlah batas ukur yang paling tinggi.
Batas Ukur untuk mengukur tegangan PLN
Batas Ukur jika kita belum tahu besar tegangan
·         Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting, dan akan merusak multimeter.
·         Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum penunjuk jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa multimeter biasanya disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala), jika masih terlihat bayangan jarum maka hasil penunjukan jarum kurang presisi (tepat).
·         Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu, keset sebagai pengaman jika terjadi kejutan listrik (kesetrum). Hindari penggunaan karpet sebagai isolator.
Rumus :
dimana :
V         = Tegangan
BU      = Batas Ukur
SM      = Skala maksimum yang dipakai
JP        = Jarum Penunjuk
Studi Kasus : Mengukur Tegangan AC
Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN secara teori adalah 220VAC, maka langkah kerja-nya adalah
1.      Masukkan probe merah pada terminal  (+), dan probe hitam pada terminal com (-).
Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya
Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya
2.      Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250
3.     
4.      Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-balik.
5.      Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN (karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).
Mengukur VAC PLN dengan BU = 250
6.      Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.
Cara Membaca Jarum Penunjuk
Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar multimeter di bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10, 50, 250
Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai adalah :
Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :


Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip, sehingga besar setiap strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S):
Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas dapat digambarkan kembali :
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220. Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.

C.     Ohmmeter

Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan. Pada pembahasan kali ini ohmmeter yang dipakai adalah multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter.
Pengukuran hambatan (ohm)
a)      Perhatikan kondisi Ohmmeter baik atau rusak
b)      Nolkan jarum Ohmmeter pada posisi sebelah kiri dengan menggunakan Ohm Zero Correction dengan cara memutar kekiri atau kekanan agar jarum tersebut benar-benar ke angka nol sebelah kiri
c)      Posisikan Range Selector pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel negatif dan positif. Nolkan jarum Ohmmeter tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan ohm adjust.
d)     Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector ohm meter harus betul-betul diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range selector ke masing-masing nilai ohm terlebih dahulu ujung taspinnya disatukan/ dihubungkan. Sambil melihat jarum Ohmmeter menunjukkan kurang atu lebih dari angka nol disebelah kanan. Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm adjusting knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum Ohmmeter tersebut benar-benar ke posisi angka nol.
e)      Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya letakkan range selector pada skala yang paling kecil.
D.    Uji Kapasitor

Nama lainnya adalah kondensator. Adalah komponen yang terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini menunjukkan nama dari kapasitor tersebut. Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu yang relatif.

Mengukur Capasitor Dengan Multitester
1)         Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
2)         Hubungkan probe ke masing-masing kaki Kapasitor
3)         Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
·         Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : kapasitor baik
·         Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : kapasitor bocor
·         Jarum tidak bergerak sama sekali : kapasitor putus
·         Jarum menunjuk angka nol : kapsitor short

Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester
Berikut caranya :
1)      Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K
2)      Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja)
3)      Lihat penunjukan jarum pada papan skala.



Kesimpulan Hasil Pengukuran
·         Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula : kapasitor baik
·         Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula : kapasitor bocor
·         Jarum tidak bergerak : kapasitor putus
·         Jarum menunjuk angka nol : kapasitor short

E.     Uji Dioda

Langkah pengujian
·         Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
·         Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
·         Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
·         Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
·         Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
·         Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
F.     Uji Transistor

Transistor adalah salah satu komponen eletronika aktif serta mempunyai tiga buah kaki yang di namakan masing-masing sebagai Basis(B), Kolektor (C) dan Emitor (E). Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus dan tegangan. Transistor juga dapat difungsikan sebagai saklar elektronik. Ada dua macam transitor yaitu transistor NPN dan transistor PNP.

Kadang-kadang dipasaran sudah diberikan nama untuk setiap kakinya, sehingga memeprmudah pemasangan di rangkaian elektronik yang kita buat. Tetapi ada juga yang belum di berikan tanda apapun, untuk itu kita bisa membaca dari datashet transistor tersebut. Atau kalau kita tidak mempunyai datashett yang di maksud dapat kita cari nama kaki-kaki sebuah transistor dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Mencari Kaki Base
1.      Siapkan multimeter dan atur pada pengukuran ohmmeter X100
2.      Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah ini.
3.      Perhatikan penunjukkan pergerakan jarum. Apabila jarum bergerak ke kanan dengan posisi probe yang satu tetap pada kaki 3 dan probe lainnya pada kaki 1 atau kaki 2 berarti kaki 3 adalah base transistor. Jika probe positif yang berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis NPN, sebaliknya jika probe negatif berada pada kaki 3 berarti transistor tersebut berjenis PNP.

Mencari Kaki Kolektor dan Emitor
1.      Misal transistor yang kita gunakan berjenis NPN
2.      Lakukan pengukuran seperti gambar dibawah
3.      Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emitter dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah kolektor. Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.
Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya kebalikan dari transistor jenis NPN. lihat juga hukum Ohm


Langkah menguji transistor NPN
·         Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
·         Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
·         Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
·         Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
·         Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada kolektor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
·         Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
·         Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
·         Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
·         Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
·         Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.

Langkah menguji transistor PNP
·         Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
·         Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
·         Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
·         Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
·         Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
·         Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
·         Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
·         Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
·         Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
·         Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
·         Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.

2.5  Kesalahan-kesalahan Pada Alat Ukur

Setiap alat ukur dari yang mengunakan kumparan putar yang dipergunakan untuk alat ukur amper maupun alat ukur volt yang terdapat di pasaran telah direncanakan, sehingga batas kesalahan terdapat batas-batas yang diperkenankan sesuai dengan kelas daripada kelas alat ukur tersebut. Akan tetapi, dalam pemakaian ada banyak hal yang perlu diperhatikan seperti hal-hal di bawah ini :
1.      Medan magnet luar
Bila suatu alat ukur dipergunakan di sekitar suatu pengantar yang dialiri arus besar atau di sekitar suatu magnet yang sangat kuat maka medan magnet yang terdapat dalam celah udara pada sirkit magnet daripada alat ukur bisa terpengaruh.
2.      Temperatur keliling
Seperti telah dinyatakan, suatu alat ukur telah dibuat untuk tidak terpengaruh oleh keadaan temperatur keliling. Akan tetapi, bila keadaan temperatur keliling tersebut adalah jauh berbeda dari pada temperatur 20oC, maka kesalahan-kesalahannya mungkin tidak dapat lagi diabaikan.
3.      Pemanasan sendiri
Bila satu arus mengalir ke dalam alat ukur, maka pada permulaan temperatur dari pada komponen alat ukur tersebut akan menaik, dan menyebabkan penunjukkan berubah. Jadi, penunjukkan tidak akan menjadi stabil sebelum temperatur dari alat ukur tersebut menjadi konstan.
4.      Pergeseran dari titik nol
Posisi dari pada alat penunjuk dari alat ukur tanpa kebesaran listrik yang masuk, disebut titik nol. Setelah digunakan untuk beberapa lama, kemungkinan titik nol tersebut berubah dan bergerak yang disebabkan oleh fatik dari pada pegas-pegas pengontrol. Pergeseran titik nol dapat dikoreksikan dengan pergeseran-pergeseran secara mekanis, dengan cara-cara pengaturan titik nol dari luar.
5.      Gesekan-gesekan
Pada alat ukur yang dibuat dengan konstruksi sumbu dan bantalan, maka pengukuran yang pengukurannya dilakukan berulang kali mungkin menyebabkan harga-harga yang berbeda, meskipun arus yang diukurnya adalah tetap. Hal ini mungkin terjadi bila gesekan antara sumbu dan bantalan besar.
6.      Umur
Setelah jangka waktu dari mulai alat ukur ini dibuat berlalu, maka berbagai komponen dan elemen alat ukur ini mungkin berubah di dalam kebaikan kerjanya, dan akan menghasilkan kesalahan penunjukan dari alat ukur. Agar alat ukur ini tetap siap untuk pengukuran-pengukuran yang teliti, maka sebaiknya dilakukan kalibrasi secara berkala, dalam interval waktu setengah tahun sampai dengan setahun.


7.      Letak dari alat ukur
Bagian yang bergerak dari alat ukur telah dibuat sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pengaturan-pengaturan yang terbatas. Dengan demikian, bila alat ukur tersebut dipakai dengan letak yang tidak ditentukan, maka posisi yang dari pada bagian yang bergerak, sehingga alat penunjuknya mungkin berbeda dan menghasilkan kesalahan. Karena titik berat dari bagian yang bergerak dari suatu alat ukur diatur dengan menggunakan berat-berat pengatur maka tidak akan terjadi kesalahan; berarti meskipun alat ukur tersebut dipakai pada letak yang berbeda dari pada yang diperuntukkannya. Akan tetapi, penting untuk mempergunakan alat ukur ini di dalam letak yang diperuntukannya sedapat mungkin. Letak penggunaan dari pada alat ukur dinyatakan pada papan skala suatu alat ukur dengan mempergunakan simbol-simbol tertentu, seperti pada tabel berikut :
Letak
Tanda
Tegak
Mendatar
Di pasang dengan posisi miring 600





















BAB III
KESIMPULAN


Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini antara lain:

1.      Bagian dalam multimeter antara lain Resistor, Kapasitor, Sicring, Sound, Dioda, dan Batu batrai
2.      Bagian luar multi meter antara lain terdiri dari  Sekrup, Tombol pengatur jarum penunjuk, Saklar pemilih, Lubang kutub +, Lubang kutub –, Saklar pemilih polaritas, Kotak meter, Jarum penunjuk meter, dan Skala.
3.      Prinsip kerja multimeter sebenarnya sederhana. Pada saat arus melalui kumparan putar maka timbul magnet, kutub utara / selatan yang berdekatan dengan utara dan selatan magnit permanen terjadi saling tarik-menarik atau tolak-menolak sehingga menyebabkan jarum pada poros kumparan bergerak. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetis f  yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar sebagai hasil interaksi antar arus dan medan magnet. Gaya inilah yang dimanfaatkan untuk menunjuk skala yang kemudian kita baca sebagai hasil pengukuran.
4.      Medan magnet luar, Temperatur keliling, Pemanasan sendiri, Pergeseran dari titik nol, Gesekan-gesekan, Umur dan Letak dari alat ukur.
5.      Cara pembacaan nilai yang ditunjuk multimeter adalah :
 






DAFTAR PUSTAKA



David, William Cooper. 1999. INSTRUMEN ELEKTRONIK DAN TEKNIK PENGUKURAN. Jakarta : Erlangga

http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf

Anonim. http://en.wikipedia.org/wiki//Multimeter. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 19.00 WIB

Mira. 2011. http://www.multimeterwarehause.com//. Diakses pada tanggal 24 April 2015 pukul 19.15 WIB

Tono. 2011. http://www.total.or.id/info.php?kk=multimetr. Diakses pada tanggal 25 April 2015 pukul 19.30 WIB

Brahma.2010.http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18475/05_Bab_08_Alat_Ukur_dan_Pengukuran_Listrik.p65.pdf. Diakses pada tanggal  26 April 2015 pukul 09. 10 WIB



No comments:

Post a Comment