OHMMETER
( Makalah Instrumensasi
Fisika)
Oleh
Maretha Zahara
1413022044

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ohmmeter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran
listrik pada konduktor. Ohm meter juga merupakan instrument elektronika yang berfungsi untuk mengetahui nilai resistansi suatu beban elektronika atau komponen elektronika. Ohm meter
digunakan untuk mengukur resistansi komponen atau rangkaian. Ohm meter juga dapat dipergunakan untuk mengetes saklar, kabel dan sekering untuk mengetahui apakah terputus serta rangkaian terbuka. Sedangakan pada umumnya ohm meter digunakan untuk mengukur nilai resistansi suatu resistor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter
ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R),
yang kemudian dikalibrasikan kesatuan ohm.
Ohmmeter harus memiliki sendiri baterai karena ohmmeter mengukur resistansi dengan mengalirkan arus melalui
resistor. Oleh karena itu pada saat mengetes sebuah
komponen atau rangkaian dengan menggunakan ohmmeter, sumber power supply
harus diputus. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus
yang melalui meter akan meningkat. Ohmmeter
dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat digunakan tanpa sirkuit yang terkait.
Tipe
yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V)
melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R)
dapat ditulis dengan:

V menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik yang
mengalir.
B. Prinsip Kerja
Prinsip
kerjanya yaitu tidak jauh berbeda dengan voltmeter dan ampermeter, hanya saja
pada ohmmeter, pada saat melakukan kegiatan pengukuran pada suatu rangkaian,
rangkaian tersebut tidak pada kondisi sedang dialiri arus listrik. Apabila hal
ini tidak dilakukan
maka akan merusak ohmmeter itu sendiri.
Pada dasarnya prinsip kerja dari
ohm-meter adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar
metal pada rangkaian. Besarnya satuan hambatan yang
diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.
Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus
listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.
George Simon Ohm menemukan sebuah persamaan yang simple,
menjelaskan bagaimana hubungan antara tegangan, arus, dan hambatan yang saling
berhubungan. Yang secara matematis dapat ditulis
persamaan :

Hambatan
listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.

Fungsi
tombol-tombol Ohmmeter:
1. Skala Ohmmeter, Papan
skala untuk pengukuran tahanan
2. Jarum penunjuk
(pointer), Sebagai penunjuk nilai hasil pengukuran pada papan
skala.
3. Pengatur nol AV (zero position adjuster), Pengatur
jarum penunjuk posisi nol Volt dan nol Amper pada papan skala volt dan ampere. dengan cara memutar skrupnya ke kiri atau ku
kanan dengan menggunakan obeng pihil kecil.
4. Zero
adjusment ohm, untuk penepat atau pengatur jarum kedudukan nol
ketika menggunakan Ohm meter
5. Sakelar pemilih (range selector), Sakelar
rotary yang digunakan untuk memilih mode pengukuran dan faktor pengalinya
(ohmmeter) atau batas ukurnya (volt dan ammeter).
6. Posisi W
(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai ohmmeter, yang
terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K W
7. Lubang kutub + (V A W Terminal),
berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
8. Lubang kutub – (Common Terminal),
berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
9. Probe Merah/Probe positif (+) berfungsi sebagai test lead kutub +
10. Probe Hitam/Probe
negatif (-) berfungsi sebagai test lead kutub
2.3 Bagian-bagian rangkaian dalam dari Ohmmeter

2.4 Cara
Mengkalibrasi Ohmmeter
- Pastikan
Saklar Jangkar (BU = Batas Ukur) pada posisi Ohmmeter
- Hubungkan
kedua Probe (Jumper) alat ukur positif (merah) dan negatif (hitam), maka
jarum akan bergerak menuju angka NOL/ Mendekati NOL
- Putar Knop
Zero Ohm Adjustment, sampai jarum berhenti di angka NOL.
- Selesai....
pengukuran tahanan dengan alat ukur dapat di lanjutkan
catatan : setiap kali perpindahan nilai range switch
ohmmeter, misalnya dari posisi " x1" kemudian di pindah pada posisi
"x10K". Maka kalibrasi harus di lakukan lagi (ulangi langkah 1-3).
Dikarenakan besar tahanan dalam alat ukur yang berbeda pada setiap perpindahan
nilai range switch. agar hasil pengukuran dapat terbaca dengan benar dan
akurat.
2.5 Fungsi
dan Tujuan Kalibrasi
Adapun fungsi dan tujuan dari
kalibrasi adalah sebagai berikut :
·
Untuk
menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan
spesifikasinya.
·
Untuk
menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu
instrumen ukur
·
Untuk
mempresisikan alat ukur dan memperkecil error
2.6 Cara Menggunakan dan
Prosedur pengukuran
Adapun
cara mengukur pada ohmmeter adalah sebagai berikut :
1. Pastikan
posisi membaca alat ukurnya
2. Pastikan
membaca dari KANAN ke KIRI
3. Tentukan
sistim perkalian yang digunakan
4. Hubungkan
kedua ujung probe
5. Kalibrasi
terlebih dulu untuk menentukan angka“0” dengan cara mengatur potensio kalibrasi
6. Setelah
yakin jarum menunjuk angka “0” lepas ujung probe yang
terhubung,siap untuk digunakan mengukur tahanan/hambatan/resistor. Cara perhitungan ohmmeter : Jika yang dipilih adalah pengali 1
(x1),ž Jarum menunjuk pada angka 20,ž Maka terbaca hasil pengukuran
adalah 20 Ω,ž Tetapi jika yang dipilih adalah pengali 10 (x10 ),
Maka terbaca hasil pengukuran adalah 200 Ω.
2.7 Cara Membaca Hasil
Pengukuran
Cara membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur
Ohmmeter adalah sebagai berikut :
1.
Anda hanya perlu memperhatikan
berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan
dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
2.
Misalkan pada gambar berikut
terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar
pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan /
resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk
jarum = 26
Skala pengali
= 10 k
Maka nilai
resitansinya = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.
Contoh kedua :

2.8 Pembacaan nilai
hambatan melalui warna yang ada pada resistor

KESIMPULAN
2.9 Rangkain Ohmmeter pada saat proses pengukuran hambatan
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil
untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus
listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena
voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang melalui
meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkuit itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat
digunakan tanpa sirkuit yang terakit.
Tidak seperti voltmeter, yang menggunakan tegangan
eksternal (luar) untuk menghasilkan arus yang digunakan untuk membuat simpangan
pada jarum, sebuah ohmmeter harus mempunyai sumber tegangan
internal (biasanya sebuah baterai) untuk menghasilkan arus yang dibutuhkan
untuk pengukuran. Skematik dari ohmmeter sederhana ditunjukkan pada rangkaian berikut ini.
Dimana R1 = tahanan pembatas, R2 = tahanan pengatur nol,
E = batere didalam alat ukur, Rm = tahanan dalam d’Arsonval, Rx = tahanan yang tidak
diketahui. Desain dapat didekati dengan mengingat bahwa, jika Rh menyatakan
arus ½ Idp, tahanan yang tidak diketahui harus sama dengan tahanan dalam total
ohmmeter.
Pada rangkaian gambar tersebut, kita dapat melihat bahwa
tidak akan ada arus yang mengalir kecuali jika resistansi yang akan diukur, Rx,
dihubungkan pada terminal ohmmeter yang terbuka. Ohmmeter didisain sehingga
arus yang maksimum akan mengalir melewati meteran ketika resistansi yang
terhubung dengan terminal ohmmeter adalah sama dengan nol (misalkan hubung
singkat, Rx = 0).Penyekalaan
dari tampilan ohmmeter dihitung berdasarkan pergerakan simpangan dari berbagai
nilai resistansi yang diukur.
Karena kita ingin simpangan maksimum ketika terminal
terhubung singkat, nilai Rs dihitung dengan cara yang sama
seperti saat mendisain voltmeter, dihitung:
Rs = (E / Ifsd) – Rm
Jadi, saat resistansi yang diukur adalah minimum (R =
0), maka arusnya akan maksimum. Begitu juga sebaliknya, ketika resistansi yang
dikur maksimum (R = ∞), arusnya akan minimum atau sama dengan nol.
Skala dari sebuah ohmmeter ditunjukkan pada gambar tersebut.
Karena arus adalah berbanding terbalik dengan resistansi
suatu rangkaian, jadi skalanya tidak linier.
2.10 Jenis-jenis Ohmmeter
Pada ohm-meter ada dua bentuk yaitu bentuk
ohm-meter analog dan bentuk
ohm-meter digital.
a. Ohmmeter Analog
Ohm-meter analog lebih banyak
dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer
kebanyakan menggunakan jenis yang analog. Kekurangannya adalah susah untuk
memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan
yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan ohm-meter analog.
b. Ohmmeter Digital
Ohm-meter
digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih
banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Ohm-meter digital
biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur hambatan pada
kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai ohm-meter digital. Kelebihannya adalah
mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya
adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan ohm-meter digital.
2.10 Macam-macam
Ohmmeter
1. Micro ohm-meter 2. Resistance Tester Mega OhmMeter
![]() |
![]() |
||
3. Esr ohmmeter 4. Ohm=y meter
Digital
![]() |
|||
![]() |
|||
5. High-resistance ohmmeter
![]() |
2.11 Perawatan/ maintenance
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan
di dalam penggunaan ohmmeter, antara lain yaitu :
1. Untuk melindungi Ohmmeter terhadap kerusakan elektronis yang permanen ikuti langkah-langkah pemakaian dengan benar.
2. Jangan melakukan
pengukuran resistance (tahanan) sementara masih terdapat aliran listrik, karena
dapat merusak Alat Ukur atau sistem (terjadi short circuit) dan bahkan
berbahaya bagi penggunanya.
3. Simpan di tempat
yang terhindar dari medan magnet luar, alat ukur akan terganggu bila di sekitar
terdapat hantaran yang bermuatan atau berarus tinggi, terdapat medan magnet
yang lebih besar.
4. Simpan pada
Temperatur keliling alat ukur kurang
dari 20o C
gamabr rangkaian knpa tidak auto muncul ya
ReplyDelete