2.1 Pengertian Osiloskop
Osiloskop adalah
alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar
dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan
tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan
elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada
layar.
2.2 Bagian-Bagian Osiloskop

Adapun bagian-bagian osiloskop terdiri atas:
1.
Layar penampil gelombang
2. Tombol
pengaturan gelombang
3. Tombol
pengaturan intensitas cahaya
4. Tombol
pengatur posisi garis berkas sinar dan
5. Soket-soket
terminal masukan pelacak (probe).
Adapun Layar
osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah
tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu Display dan
Panel Control :
·
Display
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
·
Panel Control
Panel kontrol berisi
tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
Ø Focus
: Digunakan untuk mengatur fokus
Ø Intensity
: Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
Ø Trace
rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
Ø Volt/div
: Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
Ø Time/div
: Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
Ø Position
: Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
Ø AC/DC
: Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol
pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan
pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya diikutsertakan.
Ø Ground
: Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
Ø Channel
1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua
kanal (Dual Trace) yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan,
misalnya kanal satu dipasang untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran.
Lebih rinci perhatikan gambar panel
kontrol Oscilloscope Dual Trace berikut:

Keterangan gambar panel kontrol Osilokop
Dual Trace diatas :
1. VERTICAL INPUT :
merupakan input terminal untuk channel-1/saluran
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran 1.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran 1.
·
Jika tombol pada posisi
AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan ditahan/di-blokir oleh
sebuah kapasitor.
·
Jika tombol pada posisi
GND, terminal input akan terbuka, input yang bersumber dari penguatan internal
di dalam Oscilloscope akan di-grounded.
·
Jika tombol pada posisi
DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di dalam
Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3. MODE
· CH-A
: tampilan bentuk gelombang channel-1/saluran
1.
· CH-B
: tampilan bentuk gelombang channel-2/saluran
2.
· DUAL
: pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua
frekuensi dari kedua saluran (CH-1 dan
CH-2) akan saling
berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada batas ukur (range) antara 0,5
msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH)
dipakai bergantian.
· ADD
: CH-1 dan CH-2 saling dijumlahkan.
Dengan menekan tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV
variabel untuk saluran (channel)/CH-1.
5. VOLTS/DIV
pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-1. Jika tombol
“VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor akan
tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV –
20V/DIV.
6. Pengatur posisi
vertikal untuk saluran (channel)/CH-1.
7. Pengatur posisi
horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV
9. SWEEP TIME/DIV
VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk
men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk
kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak ke
puncak.
12.
COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen (component tester).
Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada posisi CH-B untuk mode
X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14.
LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas
slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18.
SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol
SOURCE pada posisi
:
·
INT : sinyal dari
channel 1 (CH-1)
dan channel 2
(CH-2) untuk keperluan
pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
·
CH-1 : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-1,
·
CH-2 : sinyal untuk
pen-trigger-an hanya berasal dari CH-2,
·
AC : bentuk
gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
·
EXT : sinyal yang masuk
ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20.
FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21.
INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22.
TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap berada pada posisi
horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace rotator
ini.
23.
CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-2/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah
vertikal untuk CH-2
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT
input vertikal untuk CH-2.
27.
AC-GND-DC untuk CH-2
kegunaannya sama seperti penjelasan yang terdapat pada nomor 2.
28. COMPONET TEST IN
terminal untuk komponen yang akan diuji.
2.3 Fungsi Osiloskop
Osiloskop adalah alat yang dapat mengukur
besaran-besaran elektronika seperti:
- Tegangan
Ac maupun tegangan
DC
- Frekuensi
suatu sumber tegangan AC
- Dan
beda fasa antara dua sumber tegangan yang berlainan bahkan kita dapat
melihat bentuk isyarat tegangan terhadap waktu.
Beberapa
kegunaan osiloskop:
- Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
terhadap waktu.
- Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
- Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah
rangakaian listrik.
- Membedakan arus AC dengan arus DC.
- Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan
hubungannya terhadap waktu
- Melihat bentuk sinyal yang sedang diamati,
mengetahui beberapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal.
- Untuk
menyelidiki pola gelombang listrik, mengukur waktu periode atau frekuensi,
dan menyelidiki bentuk-bentuk gelombang lainnya.
Osiloskop juga
merupakan alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu.
Osiloskop juga
sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik, penting bagi para montir
alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains
karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari
gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi
otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah
mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang
berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal
tersebut.
2.4 Cara
Menggunakan Osiloskop
Sebelum osiloskop
bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak
terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal
hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai
berikut:
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop
ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk
mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan
dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan
mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya
diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit
memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam
sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan
skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan
tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika
gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika
gambarnya sangat/kurang terang.
Sebelum
menghubungkan tombol power pada osiloskop, yakinkan bahwa tombol power dalam
keadaan off. Kemudian hubungkan sumber power, hidupkan dan lakukan waktu
pemanasan satu sampai lima menit sebelum membuat penyesuaian/ stabil.
2.5 Cara Mengkalibrasi
Osiloskop
Sebelum osiloskop digunakan, sebaiknya
osiloskop dikalibrasi. Tahapan urutan
kalibrasi adalah sebagai berikut:
1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di
belakang osiloskop sebelum kabel daya AC di masukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan osiloskop
dengan menekan tombol power yang bertanda.
![]() |
3. Set saluran
pada tombol CH1.
4. Set mode pada
Auto.
5. Atur intensitas,
jangan terlalu terang pada tombol INTEN.



8. Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V,
sesuaikan dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9. Pasang pelacak pada salah satu saluran-A, CH dengan
tombol pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
10. Atur
saklar-switch pada pegangan pelacak pada posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung
probe/pelacak pada titik kalibrasi yang bertanda. Call 2V/p-p dan atur tombol
volt/div pada ujung tombol, berkas cahaya garis berada pada pembecaan 2 volt.
12. Atur Time/Div pad
posisi 1 ms agar tampak tegangan kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11,
osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.
2.6 Cara Melakukan
Pengukuran Menggunakan Osiloskop
Osiloskop adalah
alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan
aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada
sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Layar osiloskop
dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah
horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat
memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal
pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.
a. Pengukuran
Tegangan DC
1. Lakukan
seperti pada tahapan kalibrasi dari 1 s/d 13 terkecuali tahapan 12.

3. Tegangan
batere adalah 1,5 volt, oleh karena itu Volt/div dapat diset pada 1
Volt/div.
4. Perhatikan layar osiloskop, garis
berkas cahaya ada di atas garis semula (garis ground), lihat gambar berikut.
![]() |
5. Hitung tegangan
Batere, berapa kotak garis berkas cahaya ada di atas garis ground.
b. Pengukuran Tegangan dan Frekuensi Arus AC
1. Lakukan
seperti pada tahapan kalibrasi dari 1 s/d 13 terkecuali tahapan 12, (jika tidak
perlu dilakukan kalibrasi ulang).
2. Arus AC yang diukur, misal tegangan yang keluar dari power
supply AC.
3. Set
tegangan keluar AC power supply misal pada tegangan 6 Volt/AC.
4. Tetapkan
Volt/div pada posisi 1 volt/div.
5. Set Time/div pada 10 ms/div
yaitu sesuai untuk satu div atau satu kotak untuk setiap jarak kotak horizontal
100 Hertz.

Pada gambar di atas, misal jarak antara puncak ke puncak horizontal
adalah 5 div. Ini berarti periode (T) tegangan adalah :
T= 5 x 10 ms = 50 ms = 0,05 s.
Frekuensinya adalah f=1/T = 20 Hz
7. Tegangan dari puncak ke puncak adalah 3 div ke atas
dan 3 div ke bawah jumlahnya adalah 6 div. Jadi tegangan yang puncak-ke
puncak adalah 6 Volt.
2.7 Cara Melakukan
Perawatan Pada Osiloskop
Pekerjaan perawatan osiloskop tidak
terlepas dari menjaganya agar aman (bagi pemakai dan alat), terhindar dari
kerusakan, tetap akurat dan memiliki usia pemakaian yang lebih lama, maka
hal-hal teknis yang perlu dilakukan adalah :
a.
Jangan menggunakannya ketika casing-nya terbuka.
b.
Selalu digunakan pada jala-jala listrik yang memiliki 3 kabel (outlet 3 kabel)
di mana salah satunya adalah kabel ground dengan grounding yang mantap.
c.
Jangan menghubungkan probe osiloskop dengan bagian yang panas.
d.
Jangan menutup lubang ventilasi osiloskop, dan ketika osiloskop digunakan,
pastikan sirkulasi udara ventilasi tersebut lancar.
e.
Jangan mengenakan tegangan yang melebihi 400 volt dc atau p-p. 9
f.
Hindarkan dari terkena cahaya matahri langsung, kelmbaban dan suhu tinggi,
getaran mekanik, serta medan magnet dan medan listrik kuat (motor, power supply
besar, transformator).
g.
Dalam penggunaannya, ground pada probe harus selalu dekat dengan titik yang
diukur/dideteksi (agar terhindar dari efek looping).
h.
Selalu memeriksa trace rotation, probe, dan ketepatan kalibrasi dengan cara
yang benar.
No comments:
Post a Comment