ALAT UKUR BESARAN MASSA
NERACA OHAUS
(Makalah Instrumentasi Fisika)

Oleh :
Indah Wulandari
1413022034
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas karunia dan hidayah-Nya penyusunan makalah yang berjudul “alat Ukur Besaran Massa (Neraca Ohaus)”, dapat di selesaikan dengan baik dengan
waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Instrumentasi
fisika.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandar lampung, Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan
Masalah ............................................................................ 2
1.3
Tujuan ..............................................................................................
II PEMBAHASAN
2.1
Fungsi dan Prinsip kerja Neraca....................................................... 5
2.2
Skala dalam Neraca Ohaus............................................................... 6
2.3
Jenis Neraca Ohaus........................................................................... 7
2.4
Bagian-bagian Neraca Ohauss.....................................................
2.5
Cara Mengkalibrasi Neraca Ohaus ...................................................
2.6
Cara
pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus......................
2.7
Pembacaan dan penulisan
hasil pengukuran dari neraca Ohaus.................................................
2.8
Pengontrolan
Timbangan..................................................................
2.9
Penanganan
Timbangan....................................................................
2.10 Membersihkan
Timbangan..............................................................
III
KESIMPULAN................................................................................
Daftar Pustaka
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana
eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan,
pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan
eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran
disebut alat ukur.
Banyak
sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun
yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya
adalah alat ukur besaran massa seperti neraca. Neraca yang dimaksud adalah
neraca Ohaus. Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara yang sering
dijumpai di pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki
ketelitian lebih tinggi disbanding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional.
Sebelum memakai
neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami oleh
praktikan dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari
komponen-komponen yang terdapat pada
neraca ohaus agar diperoleh data yang benar.
Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu
eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam
satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang
patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di
dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu,
Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang
paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang
meliputi nama
alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika
pengetahuan alat praktikan kurang maka akan mempengaruhi kelancaran saat
praktikum. Hal ini dikarenakan selama praktikum praktikan dilibatkan aktif
dengan pemakaian, perangkaian alat. Praktikan
yang memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat mendatangkan bahaya
yang mungkin terjadi ketika sedang mengadakan percobaan. Oleh karena itu
dibuatlah makalah yang berjudul Alat ukur
massa neraca Ohaus agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan
lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil
praktikum seperti yang diharapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada
makalah yang berjudul Alat ukur massa
neraca Ohaus adalah sebagai berikut:
1.
bagaimana
fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus?
2.
bagaimana
cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus?
3.
bagaimana
cara membaca hasil ukur neraca Ohaus?
4.
bagaimana
menuliskan hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang berlaku?
1.4 Tujuan
Tujuan
pada makalah yang berjudul Alat ukur
massa neraca Ohaus adalah sebagai berikut:
1.
mengetahui
fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus;
2.
mengetahui
cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus;
3.
membaca
hasil ukur neraca Ohaus;
4.
menulis
hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang berlaku;
II. PEMBAHASAN
2.1 Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan
dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini
lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di
warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur
massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah keseimbangan dengan
membandingkan massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan
neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan
menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser
menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari
penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca
dalam keadaan setimbang. Neraca ohaus
juga menggunakan prinsip dari torsi, dimana massa antara torsi pada lengan
beban dan torsi pada lengan kuasa sebanding nilainya.
2.2 Skala dalam Neraca Ohaus
Banyaknya
skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca
mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca
merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran
310 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak
menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi
bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara matematis dapat
ditulis:
Ketidakpastian = ½ x skala
terkecil
Misalnya untuk neraca dengan tiga
lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga
diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05
2.3 Jenis Neraca Ohaus
Neraca
Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1.
Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di
geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar. Gambar (1.10)
merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan
terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, ..., 100g.
Sedangkan lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, ..., 500 g.
Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius. Skala
utama 0 sampai 9 g sedangkan skala
nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri
darri beberapa komponen, di antaranya:
1. Lengan depan
2. Lengan belakang
3. System magnetic
4. Penggeser anak timbangan
5. Venier
6. Kait
7. Skala
8.
Lekuk
9.
Wadah
10. Alas

2.
Neraca Ohaus tiga lengan
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian
0.01 g yang di geser.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus tiga lengan. Neraca
ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
(1)
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat
digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,…..10gr,
Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala
terkecil 0,1 gram
(2)
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat
digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0,100, 200, ………500gr.
(3)
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser
dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20, …, 100 gr.

2.4
Bagian-bagian Neraca Ohauss
Adapun bagian-bagian dari neraca ohaus yaitu :
![]() |
![]() |
||||
|
|||||
|

|

|



· Tempat beban
yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
·
Tombol kalibrasi yang digunakan
untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
· Lengan neraca
untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss 4
lengan terdapat empat lengan.
· Pemberat
(anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran.
· Titik 0 atau
garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
2.5 Cara
Mengkalibrasi Neraca Ohaus
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan
dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem
manajemen kualitas memerlukan sistem
pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan
terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
- Perangkat baru
- Suatu perangkat setiap waktu tertentu
- Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
- Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
- Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada
umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu
perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan
dalam akurasi tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss
adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung
neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada
garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak
tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
2.6 Cara pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus
Dalam mengukur massa
benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada beberapa
langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara
lain:
1.
Melakukan
kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara
memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan
posisi dua garis pada neraca sejajar;
2.
Meletakkan
benda yang akan diukur massanya;
3.
Menggeser skalanya dimulai
dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada
di titik setimbang 0; dan
4.
Jika dua garis sejajar
sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
Cara pakai neraca ohaus dua lengan:
Lakukan kalibrasi. Taruh benda pada piringan neraca lalu geser
skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0, massa benda bisa dibaca.
contoh: pada skala ratusan 100, skala puluhan 20, skala satuan 5 dan skala kecil 0.56.berarti massa yang terukur adalah 125.56 g.
contoh: pada skala ratusan 100, skala puluhan 20, skala satuan 5 dan skala kecil 0.56.berarti massa yang terukur adalah 125.56 g.
Cara pakai neraca ohaus tiga lengan:
Cara menggunakannya hampir sama
seperti No.1, hanya berbeda cara membaca skala 0/100.
Misalkan sudah terbaca antara skala
ratusan dan puluhannya (100+20). Lalu putar skala satuannya (dalam 1 skala
satuannya, dibagi lagi 10 skala), lihat skala yang terlewatkan dari angka nol
(misal 5.6 g).
Langkah terakhir yaitu memutar skala 1/100 nya(nilainya berskala 0.01-0.1).
Disini cara membacanya hampir sama dengan menggunakan jangka sorong. Lihat skala nonius (0-0.1) yang sejajar dengan skala utama (skala 0-10). misalnya yang sejajar adalah di 0.06. Terakhir dijumlahkan 100+20+5.6+0.06=125.66 g
Disini cara membacanya hampir sama dengan menggunakan jangka sorong. Lihat skala nonius (0-0.1) yang sejajar dengan skala utama (skala 0-10). misalnya yang sejajar adalah di 0.06. Terakhir dijumlahkan 100+20+5.6+0.06=125.66 g
Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 125,66 gram ± 0,05 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 125,61 gram sampai
125,71 gram.
2.7 Pembacaan dan penulisan hasil pengukuran dari
neraca Ohaus
Untuk
membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
· Bacalah Skala
yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
· Hasil pengukuran
dinyatakan dengan persamaan :
Hasil Pengukuran (xo)
= Penjumlahan dari masing-masing
Lengan
Misalnya
pada neraca Ohauss III lengan berarti hasilnya= LenganI + Lengan II +Lengan
III.
Seperti
halnya pada alat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat anda
laporkan sebagai :
Massa M = xo ± ketidakpastian
1.
Menimbang dengan neraca Ohaus
dua lengan
Gambar (a) menunjukkan neraca ohaus dua lengan digunakan
untuk menimbang anak timbangan tertulis 50 gram. Cara membaca hasil
pengukurannya sebagai berikut:
(1)
Baca posisi anting ;pada lengan
belakang, yakni: 0
(2)
Baca posisi anting pada lengan
depan sebelum ujung lengan depan tepat pada setimbang (masih di atas tanda
setimbang), yakni 40 g
(3)
Baca skala utama setelah
diputar ke kanan sebelum ujung lengan depan dengan tepat pada posisi setimbang
(masih di atas tanda setimbang), yakni 9 g.
(4)
Baca
skala nonius yang berimpitan dengan salah satu garis skala utama, garis skala
nonius ke-7, sehingga nilai nonius 0,7 g.

(5)
Hasil pengukuran massa anak
timbangan adalah (40 + 9 +0,7) g = 49,7 g
2.
Menimbang dengan neraca ohaus
tiga lengan
Pada
gambar (1.12) tampak sebuah neraca Ohaus tiga lengan yang digunakan untuk
menimbang rol meter kecil. Cara membaca hasil pengukuran massa dengan neraca
ini adalah sebagai berikut:
(1)
Baca posisi anting pada lengan
belakang, yakni 90 gr.
(2)
Baca posisi anting pada lengan
tengah, yakni 0 gr.
(3)
Baca posisi anting pada lengan
depan (gambar 1.12a), yakni:
(a)
Posisi angka di sebelah kiri
anting penunjuk skala, yakni 7 gr;
(b)
Posisi anting penunjuk skala
pada skala ke-6, yakni: 6(0,1)= 0,6.
Hasil pengukuran massa dari rol meter adalah (90 + 7 + 0,6) gr =
97,6 Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 97,6gram ± 0,05 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 97,55 gram sampai
97,65 gram.
(c)
gr.


Gambar 1.12 menimbang
dengan neraca ohaus tiga lengan
Contoh:
Dari pengukuran
massa suatu benda dengan menggunakan neraca ohauss tiga lengan diperoleh hasil
seperti pada gambar di bawah. Tentukan hasil pengukuran massa tersebut?


Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 375,4 gram ± 0,05 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 375,35 gram sampai
375,45 gram.
Contoh 2:
Misalnya dilakukan suatu
pengukuran yang hasilnya diperoleh sebagai berikut:

Hasil pengukuran
yang ditunjukkan oleh gambar diatas adalah:
- Lengan
pertama sebesar 0 gram
- Lengan
kedua sebesar 40 gram
- Lengan
ketiga sebesar 7
gram
- Lengan
keempat sebesar 0,52 gram
+


Jadi massa benda tersebut adalah:
Massa = xo ± ketidakpastian
= 47,52 gram ± 0,05 gram
Sehingga massa benda tersebut berkisar antara 47,47 gram sampai
47,57 gram.
2.8 Pengontrolan Timbangan
Timbangan
dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan
dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan berat
dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula
berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama
sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).
2.9 Penanganan Timbangan
Kedudukan
timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit
level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu, harus
dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit
untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif,
anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.
Timbangan
harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek
dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus
merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika
tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus dikunci
jika anda meninggalkan ruang kerja.
2.10 Membersihkan Timbangan
Kebersihan
timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus
dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan
membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian
piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan
dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan
etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah
dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
III. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah yang berjudul Alat ukur Besaran massa neraca Ohaus adalah sebagai
berikut:
1.
Fungsi
neraca Ohaus sebagai alat untuk mengukur massa benda dan prinsip neraca Ohaus adalah sekedar
membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan atau prinsip kerja
tuas;
2.
Cara melakukan kalibrasi pada
alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus adalah dengan cara memutar skrup yang berada
disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada
neraca sejajar;
3.
Cara
membaca hasil pengukuran dari neraca Ohaus adalah
Neraca dua lengan:
Baca
posisi anting ;pada lengan belakang,
Baca posisi anting pada lengan depan sebelum ujung
lengan depan tepat pada setimbang (masih di atas tanda setimbang),
Baca skala utama setelah diputar ke kanan sebelum ujung
lengan depan dengan tepat pada posisi setimbang (masih di atas tanda
setimbang),
Baca skala nonius yang berimpitan dengan salah satu
garis skala utama,
Neraca
tiga lengan: Baca posisi anting
pada lengan belakang
Baca posisi anting pada lengan tengah
Baca posisi anting pada lengan;
4.
Menulis
hasil pengukuran dengan neraca ohaus dua lengan adalah sebagai berikut: jumlahdari nilai posisi anting lengan belakang dan lengan depan,
skala utama dan skala nonius. Sedangkan menulis hasil pengukuran dengan neraca
ohaus tiga lengan adalah jumlah dari nilai anting pada lengan belakang, anting
pada lengan tengah, anting pada lengan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://books.google.co.id/books
No comments:
Post a Comment