(Makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa)
Oleh
Desi
Ratna Wati (1413022014)
Hayatun
Nufus (1413022030)
Jusi
Aldeska (1413022038)
Lulu’atul
Farida (1413022042)
M.
Fauzi Nur Ibrahim (

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr. wb
Alhamdulillah
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih
juga tak henti-hentinya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, khususnya teman-teman mahasiswa di Pendidikan Fisika
2014 Universitas Lampung. Makalah ini berjudul “Lempeng Vulkanik dan Lempeng
Tektonik”. Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa. Yaitu salah satu mata kuliah wajib di Pendidikan Fisika
Universitas Lampung yang diampu oleh Bapak Ismu Wahyudi, S. Pd, M.PFis.
Selain
bertujuan untuk memenuhi tugas, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca mengenai lempeng vulkanik dan tektonik. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya disana-sini. Kami
menyadari bahwa kami sedang dalam proses belajar sehingga memerlukan saran dan
masukkan. Untuk itu, saran dan masukkan yang positif sangat kami harapkan agar
kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik. Sekian dari kami, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
Bandar
Lampung, 26 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ................
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................
iii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................. ............... 1
1.2 Rumusan masalah.............................................................. ............... 1
1.3 Tujuan............................................................................... ............... 2
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Lempeng............................................................. ............... 3
2.2 Lempeng
Vulkanik........................................................... ............... 4
2.3 Lempeng
Tektonik............................................................ ............. 10
BAB III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan....................................................................... ............. 21
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bumi
merupakan planet ketiga terdekat dengan Matahari dalam sistem Tata Surya. Bumi
memiliki karakteristik yang dapat membuatnya mungkin menjadi tempat tinggal
berbagai mahluk hidup didalamnya. Karakteristik tersebut meliputi struktur
bumi, komposisi penyusun, atmosfer dll. Struktur bumi meliputi kerak bumi,
mantel bumi, inti bumi luar dan inti bumi dalam. Komposisi penyusun utamanya
adalah besi, oksigen, silikon, magnesium dan masih banyak lagi. Struktur
permukaan bumi tidaklah semulus bola kaki seperti yang kita bayangkan namun ada
lekukan seperti gunung dan lautan yang membuatnya tidak rata.
Bentuk
permukaan bumi pada awalnya tidaklah sama dengan bentuk permukaan bumi seperti
sekarang ini. Pada zaman dahulu kala, bumi hanya memiliki satu benua yang
disebut Pangaea. Kemudian karena adanya aktivitas tektonik dan banyaknya
letusan gunung berapi menyebabkan gempa bumi yang membuat benua Pangaea
terpecah-pecah menjadi beberapa benua seperti sekarang ini. Kerak bumi
terbentuk berdasarkan kekuatan endogen dan eksogen. Tenaga endogen yang
mempengaruhi diantaranya adalah tektonik dan vulkanik. Untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai tektonik dan vulkanik kami tertarik untuk membahasnya dalam
makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari lempeng?
2. Apa yang dimaksud lempeng
vulkanik?
3. Apa yang dimaksud lempeng
tektonik?
1
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui definisi dari lempeng
2. Mengetahui pengertian lempeng
vulkanik
3. Mengetahui pengertian lempeng
tektonik
2
Pembahasan lempeng
Bumi
merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan ciptaan Tuhan
melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi
(lithospher) atau di permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai
macam batuan yang kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan
volume kurang lebih 0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk
oleh batuan-batuan ang bermacam-macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri
khas yang berbeda-beda terangkum dalam sebuah lempeng-lempeng yang tersebar di
seluruh dunia. Lempeng-lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena
adanya perbedaan perlapisan dan tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan
lempeng. Dari pergerakan lempeng dapat menimbulkan sebuah siklus batuan yang
tak dapat dipungkri adanya. Jadi lempeng merupakan kesatuan
batuan yang berada di kerak bumi yang dapat bergerak secara dinamis dan dapat
menimbulkan siklus terhadap batuan.
Secara
teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia dimulai sekitar 55 juta
tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi setidaknya tiga lempeng
penyusun bumi. Lempeng Samudera India, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng
Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Perbedaan antara lempeng yang disusun
oleh lempeng samudera dan kontinen adalah lempeng samudera bersifat basah
karena disusun oleh material yang kaya akan unsur Fe, Mg dan Ni, bersifat kaku
dan brittle, mempunyai berat jenis yang tinggi, sementara lempeng kontinen
merupakan lempeng benua yang secara kimia bersifat relatif asam dan mempunyai
berat jenis lebih rendah dibandingkan lempeng samudera.
Lempeng-lempeng tadi bergerak
satu sama lain di mana Lempeng Samudera India bergerak relatif ke arah utara
dengan kecepatan 7 cm per tahun, Lempeng Laut Filipina
3
bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 8
cm per tahun dan lempeng Eurasia yang cenderung stabil.
Pergerakan lempeng-lempeng ini kemudian bertemu pada satu zona tumbukan yang
disebut dengan zona subduksi.
Interaksi
ketiga lempeng tadi mengakibatkan pengaruh pada hampir seluruh kepulauan yang
ada di Indonesia, kecuali Kalimantan. Pengaruh dari pergerakan lempeng tadi ada
yang langsung berupa pergerakan kerak bumi di batas pergerakan lempeng tadi,
yang akan menimbulkan gempa bumi dan tsunami apabila pergerakannya terdapat di
dasar laut, maupun tidak langsung. Gempa bumi dan tsunami yang terjadi setahun
lalu di Aceh dan Sumatera Utara merupakan contoh nyata.
Pendapat
yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat ini adalah karena
adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal
ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu.
Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang
mengkerut bila mendingin. Hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari
selubung di bawahnya. Sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup
kuat untuk menendalikan mantel.
2.2 Lempeng Vulkanik
Vulkanisme adalah
semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang
disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan
bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi
dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di
atasnya.
Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma.
Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api
yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari
4
permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya
aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama
aktivitas vulkanik.
a. Intrusi
Magma
Intrusi
magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut :
Intrusi
datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan
batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
·
Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan
Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
·
Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang
menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
·
Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma
dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
b. Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke
permukaan bumi. Ada 2 cara proses keluarnya magma tersebut, yaitu meleleh dan
mendesak.
5
a.
Meleleh (erupsi efusif) melalui
retakan-retakan pada badan gunung api.
b.
Mendesak tubuh gunung api (erupsi
eksplosif) sehingga menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.

Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi
tiga, yaitu strato, maar, dan perisai.
- Gunung Api Strato
Gunung api strato berbentuk
kerucut. Kerucut itu berbentuk karena materi letusan gunung api merupakan
campuran antara erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Letusan itu terjadi
berulang-ulang hingga membentuk lapisan-lapisan badan gunung. Hampir seluruh
gunung api yang ada di Indonesia merupakan gunung api strato. Contohnya, gunung
Merapi di Jawa Tengah.
- Gunung Api Maar
Gunung
api maar berbentuk seperti danau kecil. Bentuk seperti danau itu disebabkan
oleh letusan gunung yang bersifat eksplosif, namun tidak terlalu kuat dan hanya
terjadi sekali. Contohnya, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
- Gunung
Api Perisai
Gunung
api perisai berbentuk seperti perisai. Bentuk seperti perisan itu disebabkan
oleh letusan gunung api dengan bahan-bahan yang dikeluarkan berupa lava yang
sangat cair. Contohnya, gunung api di Kepulauan Hawaii.
Berdasarkan
tipe letusannya, gunung api dibedakan sebagai berikut :
6
- Tipe
Hawaii
Magma
yang dikeluarkan sangat cair dengan tekanan gas rendah berasal dari dapur magma
yang dangkal. Contohnya, Gunung Kilauea dan Mauna Loa di Kepulauan Hawaii.
- Tipe
Sromboli
Erupsi
yang terjadi tidak terlalu eksplosif, tetapi berlangsung lama. Sering terjadi
letusan kecil dan banyak mengeluarkan eflata. Magma yang dikeluarkan
cair dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang agak dalam.
Contohnya, Gunung Raung di Jawa Timur dan gunung Vesuvius di Italia.
3.
Tipe Vulkano
Magma
yang dukeluarkan kental dengan tekanan gas sedang sampai tinggi, berasal dari
dapur magma yang dangkal sampai agak dalam. Contohnya, Gunung Raung di Jawa
Timur dan Gunung Etna di Italia.
4.
Tipe Perret
Mempunyai
ledakan yang sangat dahsyat dusertai material yang menyembur ke angkasa karena
tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda.
5.
Tipe Merapi
Magma kental dan mengalir
secara perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Akibatnya,
tekanan gas makin kuat hingga kawah tersebut terangkat dan pecah yang disertai
keluarnya awan panas. Contohnya, Gunung Merapi di Jawa Tengah.
6.
Tipe St Vincent
Magma
kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contohnya, Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung St Vincent di kepulauan
antiles.
7
7. Tipe Pelee
Magma kental dengan tekanan
gas yang tinggi berasal dari dapur magma yang dalam. Contohnya, Gunung Pelee di
Amerika Tengah.
Gambar
tipe letusannya gunung api :

Secara umum
ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu :
1. Ekstrusi
linear
terjadi jika
magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan
deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8
2. Ekstrusi
areal
terjadi
apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh
di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National
Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusisentral
terjadi
magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung
yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain. Tenaga
Vulkanis Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala
atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai
kepermukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda
padat, cair, dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari
gunung berapi adalah vulkanologi.
9
2.3
Lempeng Tektonik
Lempeng
tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang disebut
juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar dari
lithoepher bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift)
dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner
tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki
tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu
kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan
kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium).
Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah
batuan basalt (mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip
kepadatannya rendah. Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan
41 lempeng kecil (minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah
keseluruhan 70 lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi.
Lempeng
tetonik memiliki nama yang berbeda-beda sesuai tempat atau asal lempeng itu
berada. Pada 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi ini merupakan
satu kesatuan yang disebut dengan Benua Pangaea pada zaman permian. Pergerakan
lapisan bumi terus terjadi saat 200 juta tahun yang lalu pada zaman triassic
terbagi menjadi 2 Benua Laurasia dan Benua Gondwanaland. Pergerakan lapisan
bumi terjadi hingga saat ini terbagi menjadi 5 belahan benua. Perubahan keadaan
permukaan bumi terjadi selama 4 zaman kurang lebih selama 225 juta tahun.
Perubahan permukaan bumi ini yang mengakibatkan adanya batas-batas lempeng
tektonik di masing-masing lapisan bumi. Pergerakan yang berasal dari tenaga
endogen ini mengakibatkan sebuah siklus batuan dalam peroses pergeseran
lempeng.
Lempeng tektonik merupakan sebuah siklus batuan di
bumi yang terjadi dalam skala waktu geologi. Siklus batuan tersebut terjadi
dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis. Dengan pergerakan lempeng
tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi serta menimbulkan gejala-gejala
atau kejadian-kejadian
10
alam seperti gempa tektonik, letusan gunung api, dan
tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam tiga macam batas
pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).
Ada beberapa lempeng besar yang terdapat di
dunia, antara lain sebagai berikut :
- Lempeng
Eurasia: meliputi Eropa, Asia dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
- Lempeng
Amerika: meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan dan setengah bagian barat
Lautan Atlantik.
- Lempeng
Afrika: meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik dan bagian
barat Lautan India.
- Lempeng
Pasifik: meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
- Lempeng
Indo-Australia: meliputi lempeng Lautan India serta subkontien India dan
Australia bagian barat.
- Lempeng
Antartika: meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan
astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau
hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar
lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk :
·
Divergen : lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan
mengakibatkan material dari selubung naik membentuk lantai samudra baru dan
membentuk jalur magmatik atau gunung api.

11
·
Konvergen : lempeng-lempeng saling mendekati dan
menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke
bawah yang lain masuk ke selubung.

Daerah
penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur
gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian
kegiatan magmatik dan gunung api serta berbagai cekungan pengendapan. Salah
satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan
jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti
Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa
Utara.
·
Transform : lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa
membentuk atau merusak litosfer. Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar
yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.

Pada daerah konvergen terjadi
perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan pada zona konvergen ini
dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat. Tumbukan 12
itu dapat berupa :
1.
Tumbukan lempeng benua dengan lempeng samudra
Tumbukan
ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih,
menyusup ke bawah blok benua menuju atenosfer.
2.
Tumbukan lempeng samudra dengan lempeng samudra
Bila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah
yang lain dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk
cenderung di lantai samudra. Bila tumbuh ke atas permukan laut, maka akan
terjadi serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus
kilometer dari palung laut dimana kedua lempeng samudra bertemu.
3.
Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua
Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah
benua sehingga menyebabkan massa benua dan sedimen lantai samudra tertekan ,
terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah terbentuknya formasi pegunungan
baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua Asia yang
menghasilkan pegunungan Himalaya.
Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar
atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak.
Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Tektonis Epirogenesa
Gerak
epirogenesa adalah gerak kulit
bumi yang relatif lambat, berlangsung lama dan meliputi daerah yang luas. Arah
gerakan epirogenetik adalah naik turun atau gerakannya ada yang keatas atau
kebawah. Gerakan epirogenetik akan membentuk dataran tinggi sebagai akibat
adanya pengangkatan pada lapisan batuan dan
juga mengakibatkan turunya daratan sehingga membentuk dataran rendah. Gerak tektonik epirogenesa dibagi dau macam,
13
a. Gerak eprogenesa positif, yaitu gerak yang
menyebabkan turunnya lapisan kulit bumi atau daratan sehingga permukaan air
laut seakan-akan naik. Contoh : turunnya pulau-pulau di Indonesia Bagian Timur,
seperti Kepulauan Maluku dan Pulau-Pulau Barat Daya sampai Pulau Banda.
Turunnya muara sungai Hudson di Amerika. Turunnya lembah sungai Kongo di
Afrika.

b. Gerak Epirogenesa negatif, yaitu gerak yang menyebabkan
naiknya daratan sehingga permukaan air laut seakan-akan turun. Contoh : naiknya
dataran tinggi di Colorado di Amerika. Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton di
Indonesia.

Jadi gerakan epirogenesa menyebabkan terbentuknya Dataran
Tinggi dan Dataran Rendah pada permukaan bumi.
2.
Tektonis Orogenesa
Tektonik orogenesa adalah gerakan kulit bumi yang relatif cepat meliputi daerah yang
sempit. Arah gerakan lapisan kulit bumi secara vertikal maupun horizontal. Arah gerakan inilah yang menyebabkan
terjadinya pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Misalnya pembentukan
Deretan Sirkum Pasifik merupakan
contoh dari gerak tektonik orogenesa ini.
14
Proses orogenesa ini akan menghasilkan tekanan pada lapisan
batuan, jika tenaga tersebut terjadi pada lapisan kulit bumi yang keras maka
akan menyebabkan terjadinya patahan. Kekuatan tenaga endogen mampu menekan
struktur batuan yang keras sehingga struktur batuan terpisah atau lepas. Hasil
gerak orogenesis biasanya berupa pegunungan lipatan (contoh pegunungan Kendeng
di pulau Jawa) dan pegunungan patahan seperti pegunungan selatan pulau Jawa dan
pulau Nusa Kambangan. Keseluruhan proses pembentukan pegunungan disebut
orogenesis.
Gerak orogenesa menyebabkan terjadinya patahan, lipatan, pelengkungan dan
peretakan. Gerak orogenesis juga dapat menyebabkan depresi kontinental yaitu
tanah turun sehingga permukaan bumi lebih rendah dari sekitarnya.
a. Patahan
Patahan
terjadi karena dua hal, yaitu :
1) Tenaga endogen yang bergerak secara bersamaan baik
horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan yang keras dan melampaui
elasitas batuan, sehingga kulit bumi menjadi patah atau retak.
2) Terdapat pengurangan isi lapisan dalamkerak bumi seperti akibat
letusan vulkanisme. Bidang tempat patah atau retaknya kulit bumi disebut bidang
patahan. Bidang yang mengalami pergeseran disebut Sesar / Fault.Daerah patahan
merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh.
Bentuk-bentuk patahan :
a. Graben atau Slenk
Bagian dari patahan yang
lebih rendah dari sekitarnya / bagian yang mengalami pemerosotan atau
penurunan.
b. Horst atau sembul
Bagian kulit bumi yang
terangkat atau bagian patahan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.
15

Patahan
bisa terjadi baik karena gaya regang maupun gaya tekan (arah panah gaya tekan
saling berhadapan)
c. Patahan Normal
Kedua bagian terpatah, sehingga satu bagian batuan naik dan bagian lainnya
turun.

Pada
patahan normal kelihatan lapisan batuan terangkat naik
d. Patahan
Rebah atau Thrush Fault
Patahan yang
terjadi setelah terbentuknya lipatan. ini terjadi karena tekanan salah satu
sisi lipatan lebih kuat sehingga struktur batuan atau lapisan batuan rebah dan
terjadi patahan, sehingga lapisan tengah terbalik susunannya.
16
e. Sesar Geser
Struktur patahan yang bergeser
horizontal searah dengan garis poros.

Berbagai kenampakan Sesar
Pembentukan pegunungan oleh proses diastropisme tidak
disertai dengan pembentukan magma, sehingga pegunungan yang terbentuk bukanlah
pegunungan berapi atau pegunungan aktif. Pegunungan berapi terbentuk apabila
diatas pegunungan patahan atau lipatan tersebut terbentuk pegunungan baru
akibat aktifitas vulkanisme.
b. Lipatan
Lipatan adalah bentuk permukaan bumi yang bergelombang disebabkan oleh
tenaga endogen yang arahnya mendatar (horizontal) pada lapisan kulit bumi yang
elastis.

Proses
terjadinya lipatan
Pada saat tenaga endogen bergerak secara mendatar pada
lapisan kulit bumi yang elastis, lapisan batuan mendapat tekanan yang kuat dan
mengakibatkan lapisan
17
kulit bumi terangkat dan apabila tenaga endogen itu terus
bekerja akan mengakibatkan lipatan miring. Hal ini mengakibatkan terbentuknya
perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal)daerah lipatan yang tinggi yang
merupakan puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang
rendah atau lembah disebut sinklinal.
Bentuk-bentuk lipatan,

·
Lipatan Normal
Lipatan normal terjadi
jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang sama dan saling berhadapan.
Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang seimbang lerengnya.
·
Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris
terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain. Bentuk
lipatan ini memiliki lereng yang curam.
·
Lipatan Tumpang Tindih
Lipatan tumpang tindih
terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain, sehingga
terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan lainnya akibatnya terbentuk
lapisan batuan yang hampir paralel.
Jenis-jenis struktur lipatan:
a) Jalur pegunungan lipatan, yaitu rangkaian
pegunungan lipatan yang sangat
18
panjang melintasi beberapa benua dan berdampingan
dengan pulau di dasar laut. Hal ini terjadi karena tumbukan lempeng samudera
dan lempeng benua, lempeng benua yang lebih berat massanya akan menyusup ke
bawah, sedangkan lempeng samudera yang ringan akan terangkat.
b) Dome, adalah pegunungan lipatan yang membulat
karena tekanan mendatar datang pada arah dan waktu yang sama, misalnya dome
Sangiran di Jawa Tengah. Basin adalah cekungan yang membulat karena daerah
disekitarnya terangkat naik.
c)
Lipatan tunjam, adalah struktur pegunungan lipatan yang bagian garis porosnya
menunjam membentuk sudut terhadap bidang datar.
d)
Lipatan komplek, adalah jenis lipatan yang terdapat di jalur pegunungan besar.
Jalur pegunungan sebagai antiklinal besar, sedangkan jalur diatasnya terdapat
antiklinal dan sinklinal kecil berbagai tipe.
c. Pelengkungan


19

Lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapatkan
tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat
mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah
membentuk seperti mangkuk yang disebut basin.
d. Retakan
Retakan terjadi karena adanya gaya
regangan pada lapisan batuan sehingga menyebabkan batuan menjadi retak.

Retakan

20
BAB. III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Lempeng tektonik adalah struktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang
membentuk benua, pulau, dan gunung.
2.
Lempeng benua marupakan lempeng
bumi yang mempunyai sifat asam dengan berat jenis rendah, disusun oleh jenis
batuan yang banyak mengandung potassium dan sodium, lempeng benua adalah
lempeng yang menopang daratan, lempeng benua lebih tebal, kira – kira 40 km.
3. Lempeng samudera bersifat basa dengan berat
jenis yang tinggi, lempeng samudera lebih cenderung mengandung batuan dengan
komposisi utama magnesium dan besi, lempeng samudera adalah lempeng yang ada di
bawah samudera, lempeng samudera lebih tipis dengan ketebalan kira – kira 10 km.
4. Divergen adalah batas dua litosfer samudra
bergerak terpisah dan litosfer samudra baru terbentuk oleh magma. Batas
divergen atau batas lempeng divergen merupakan ciri linear yang ada di antara
dua lempeng tektonik yang saling menjauh.
5. Konvergen adalah batas litosfer dikonsumsi
dibawah mantel, terjadi zona subduksi (zona penujaman). Dalam tektonika
lempeng, batas konvergen atau batas lempeng destruktif (karena subduksi) adalah
wilayah tempat lempeng-lempeng bertumbukkan satu sama lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://arsildangeograf.blogspot.com/2013/02/tektonik-lempeng.html
http://geoenviron.blogspot.com/2012/09/lempeng-tektonik-indonesia.html
Hestiyanto,Yusman.
2006. Geografi 1. Yudhistira:
Jakarta
Bayong, Tjasyono. 2004. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Kerjasama
Program Pasca sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia
https://fiflowers.wordpress.com/geofisika/lempeng-tektonik
No comments:
Post a Comment