SPEROMETER
(Makalah
Instrumentasi Fisika)
Oleh
Evelyne Mega Patricia
1413022024

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tetang “Sperometer” ini sebagai tugas
mata kuliah instrumentasi fisika di program studi pendidikan fisika Universitas
Lampung.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam
berbagai bentuk sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan maksimal.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk
perbaikan saya dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.
Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Bandar Lampung,18 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
COVER
i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan 2
II. PEMBAHASAN
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam Kegiatan pengukuran, ada banyak alat yang dapat
dipergunakan dalam kegiatan pengukuran, terutama jika kita ingin mengukur suatu
ketebalan kaca dan jari-jari kelengkungan lensa.
Biasanya alat yang digunakan dalam pengukuran
ketebalan kaca dan jari-jari kelengkungan benda (lensa) adalah sperometer. Sperometer
merupakan alat ukur panjang yang mempunyai empat buah kaki yaitu 3 kaki tetap
dan 4 kaki lainnya yang dapat bergerak naik dan turun yang letaknya
ditengah-tengah kaki tetap.
Pada skala tegak sperometer terdiri dari 10 skala ke
atas dan 10 skala ke arah bawah dengan nol ditengah-tengah. Nst skala utama
pada sperometer yaitu 1 mm. Sperometer ini memiliki nonius berupa skala datar
yang terdiri dari 100 garis (untuk 1 kali putaran) yang sama dengan jarak satu
bagian skala tegak. Sehingga nilai satu bagian skala nonius adalah 1/100 mm =
0,01 mm. Nilai 0,01 mm merupakan nst nonius sperometer atau tingkat ketelitian
sperometer.
Untuk
lebih jelas lagi, kita dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan sperometer,
sehingga kita bisa memperoleh ketelitian dan kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran. Hasil pengukuran dengan sperometer (h) diperoleh dari (angka
penunjukkan skala utama x 1 mm) + (angka penunjukkan skala nonius x 0.01 mm).
Setelah (h) diukur dengan spherometer, kemudian diukur jarak antara sesama kaki
tegak yang tidak dapat bergerak dengan menggunakan mistar, hasil dan data-data
dapat diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus-rumus yang ada.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah pada
makalah ini adalah:
- Bagaimana definisi dan fungsi dari sperometer
- Bagaimana cara melakukan kalibrasi alat ukur
- Bagaimana prinsip kerja dan pemanfaatan dalam
pembelajaran fisika
- Bagaimana cara penggunaan sperometer, membaca
hasil dan menuliskan hasil pengukuran
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah:
- Untuk menjelaskan definisi dan fungsi dari
sperometer
- Dapat
melakukan kalibrasi alat ukur
- Untuk menjelaskan prinsip kerja dan pemanfaatan
dalam pembelajaran fisika
- Untuk mengetahui cara penggunaan sperometer,
membaca hasil dan menuliskan hasil pengukuran
BAB
II
PEMBAHASAN
Sperometer adalah suatu
instrument yang digunakan untuk mengukur panjang yang sangat kecil. Sperometer merupakan
salah satu alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah kaki, yaitu 3 kaki tetap dan
1 kaki lainnya yang dapat bergeraknaik / turun yang terletak di tengah-tengah
ketiga kaki tetap. Ketiga kaki tetap berjarak sama satu dengan yang lainnya dan
membentuk segitiga sama sisi.
Alat ini dapat dipergunakan untuk mengukur
jari-jari kelengkungan benda yang berbentuk bidang bola seperti cermin dan
lensa cembung atau cekung. Selain itu, sperometer juga digunakan untuk mengukur
ketebalan suatu lempengan atau plat tipis.

Bagian-bagian dari
sperometer :
- Keping skala
tegak ( I. Skala utama)
- Keping skala
datar (II. Skala nonius)
- Tiga kaki
tetap
- Pemutar keping
skala datar
- Ujung kaki
bergerak
III, IV, V.
Ujung kaki tetap
Pengkalibrasian pada sperometer
yaitu dengan menghimpitkan angka nol pada skala utama dan angka nol pada piringan
spherometer. Berarti, sperometer dapat dikatakan telah terkalibrasi jika angka
nol pada skala utama berimpit dengan angka nol pada piringan spherometer.
Prinsip
kerja sperometer hampir sama dengan prinsip kerja mikrometer. Sperometer
memiliki dua jenis skala, yaitu skala utama dan skala pada piringan sperometer
(skala geser). Pembacaan hasil ukur pada sperometer, yaitu dengan melihat skala
yang saling berhimpit (skala utama berhimpit dengan skala pada piringan
spherometer). Sebelum menggunakan sperometer untuk mengukur jari-jari (radius)
permukaan suatu lensa dan ketebalan suatu pelat tipis, pastikan sperometer
dalam keadaan layak pakai dan sudah terkalibrasi supaya pengukuran yang
dilakukan akurat.
Prosedur Pengukuran
- Pengukuran Jari-Jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa

Keterangan :
R = jari-jarikelengkunganbenda yang diukur
h = jarakpergeseran kaki tengahdaribidang yang samadengan kaki
yang lainnya,
a = jarak kaki-kaki pinggir yang tidakdapatbergeraksesamanya.
Persamaan
tersebut di dapat dari sebagai berikut:


![]() |



a
s + u = t………………….(1)
a2 = t2 + (½ a)2
a2 = t2 + ¼ a2
t2 =
a2 - ¼ a2
t2 =
¾ a2
t =
a…………………..(2)

3 x luas segitiga ABD =
luas segitiga ABC
3½ a u = ½ a t
3u = t
3u =
a

u =
a…………………………………………..(3)

persamaan (2) dan (3) masukkan kedalam persamaan (1) :
s + u = t
s =
a -
a


s =
=
a………………………………(4)





R = T + h
T2 = (R-h)2
T2 = R2
+ 2Rh + h2………………………………..(5)
R2 = T2
+ S2
R2 = R2
+ 2Rh + h2 + S2
2Rh = h2 + S2
2Rh = h2 +(
a)2

2Rh = h2 +
a

R = 

R = 

- Pengukuran Ketebalan Suatu Pelat Tipis
Untuk
mengukur ketebalan suatu lempengan atau pelat tipis, spherometer
ditempatkan di atas suatu tempat yang tepat (rata) permukaannya. Selanjutnya, putar sekrup sampai menyentuh permukaan tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Setelah itu, sekrup diputar hingga tidak lagi menyentuh permukaan tersebut. Selanjutnya, selipkan lempengan atau pelat tipis yang akan diukur ketebalannya, putar kembali sekrup hingga menyentuh permukaan lempengan atau pelat tipis tersebut. Amati kembali skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Perbedaan (dalam hal ini selisih) dari kedua hasil pembacaan tersebut adalah ketebalan lempengan atau pelat tipis yang diukur.
ditempatkan di atas suatu tempat yang tepat (rata) permukaannya. Selanjutnya, putar sekrup sampai menyentuh permukaan tersebut. Amati skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Setelah itu, sekrup diputar hingga tidak lagi menyentuh permukaan tersebut. Selanjutnya, selipkan lempengan atau pelat tipis yang akan diukur ketebalannya, putar kembali sekrup hingga menyentuh permukaan lempengan atau pelat tipis tersebut. Amati kembali skala utama yang berhimpit dengan skala pada piringan spherometer, kemudian membaca hasil bagi skala utama dengan skala pada piringan spherometer. Perbedaan (dalam hal ini selisih) dari kedua hasil pembacaan tersebut adalah ketebalan lempengan atau pelat tipis yang diukur.
Cara Membaca dan Menuliskan Hasil
Pengukuran
1. Pengukuran
Jari-jari (Radius) Permukaan Suatu Lensa
Untuk cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan sperometer (sebagai h). Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer. Sedangkan jarak antar kaki spherometer (sebagai a). Setelah hasil pembacaan skala tersebut dimasukkan ke dalam suatu persamaan R, didapatlah hasil pengukuran jari-jari (radius) permukaan lensa.
2. Pengukuran Ketebalan Suatu Lempengan atau Pelat Tipis
Untuk cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan spherometer. Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer. Hasil pengukuran ketebalan lempengan atau pelat tipis adalah perbedaan (dalam hal ini selisih) hasil bagi skala utama dan skala pada piringan spherometer sebelum diselipkan lempengan atau pelat tipis dengan hasil bagi skala utama dan skala pada piringan spherometer sesudah diselipkan lempengan atau pelat tipis.
Untuk cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan sperometer (sebagai h). Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer. Sedangkan jarak antar kaki spherometer (sebagai a). Setelah hasil pembacaan skala tersebut dimasukkan ke dalam suatu persamaan R, didapatlah hasil pengukuran jari-jari (radius) permukaan lensa.
2. Pengukuran Ketebalan Suatu Lempengan atau Pelat Tipis
Untuk cara pembacaan, skala utama (dalam mm) berhimpit dengan skala pada piringan spherometer. Skala pada piringan spherometer dikalikan ketelitian spherometer. Hasil pengukuran ketebalan lempengan atau pelat tipis adalah perbedaan (dalam hal ini selisih) hasil bagi skala utama dan skala pada piringan spherometer sebelum diselipkan lempengan atau pelat tipis dengan hasil bagi skala utama dan skala pada piringan spherometer sesudah diselipkan lempengan atau pelat tipis.
BAB
III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini
adalah:
- Sperometer
adalah alat ukur panjang yang mempunyai 4 buah kaki, yaitu 3 kaki tetap
dan 1 kaki lainnya yang dapat bergerak naik/turun yang terletak
ditengah-tengah ketiga kaki tetap
- Alat
ini dapat di pergunakan untuk mengukur jari-jari kelenkungan benda yang
berbentuk bidang bola seperti cermin dan lensa cembung atau cekung. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk
mengukur ketebalan suatu pelat tipis
- Ketelitian pada sperometer variasi, tiap-tiap
sperometer berbeda
DAFTAR
PUSTAKA
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA kelas X. Cimahi: Erlangga.
http://nona-riwindabar.blogspot.com/2011/03/makalah-praktikum-fisika.html
http://mustofaabihamid.blogspot.com/2011/04/spherometer.html
http://mahasiswa-sibuk.blogspot.com/2012/01/spherometer.html
No comments:
Post a Comment