PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
MELALUI
PENDIDIKAN KELUARGA
Oleh
Juzsi Aldeska
1413022038

PENDIDIKAN
FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang "Pembentukan Kepribadian Melalui Pendidikan
Keluarga”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih
Bandar Lampung, 28
Oktober 2014
Penyusun
Jusi Aldeska
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .........................................................................................
1
1.2 Tujuan
Penulisan .......................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pendidikan Keluarga ..................................................................
3
2.2 Fungsi
Pendidikan Keluarga .........................................................................
4
2.3 Tujuan
Pendidikan Keluarga ........................................................................
5
2.4
Pendidikan Keluarga .....................................................................................
6
2.5 Ruang
Lingkup Pendidikan Keluarga .........................................................
7
2.6 Strategi
Pendidikan Keluarga .......................................................................
8
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang universal dan
merupakan suatu kebutuhan hidup dalam kehidupan manusia yang menjadi Hak Asasi
Manusia yang harus dilindungi serta keharusan bagi manusia baik sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam
kehidupan dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial didalam
interaksi dengan kelompoknya. Perkembangan sosial memang ditentukan dengan
banyak faktor yang saling berkaitan yang bersal dari diri anak itu sendiri,
sehingga tidak mudah menentukan faktor manakah yang menyebabkan kesulitan dalam
perkembangan sosial seseorang yang pada suatu saat akan mengalami kegagalan
pada dirinya. Hubungan sosial anak dengan orang tuanya juga menjadi salah satu
faktor perkembangan diri anak. Orang tua dalam mencurahkan perhatian yang lebih
besar kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak mendapatkan kesulitan primer
keluarganya. Tentulah
status sosial ekonomi bukan merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial,
sebab itu tergantung pada sikap-sikap orang tuanya dan bagaimana interaksi
dalam keluarga itu. Walaupun sosial ekonomi keluarganya memuaskan tetapi
apabila tidak memperhatikan pendidikan anaknya dan senantiasa berselisih paham
atau mungkin ststus sosial ekonomi orang tuanya mencukupi dan interaksi sosial
antara anak dan orang tuanya juga baik namun anak itu berkembang secara tidak
wajar, maka hal ini akan berdampak negatif pada perkembangan sosial anak itu. Dan
pada akhirnya, perkembangan sosial anak itu turut ditentukan pula oleh sikap
anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya. Hal ini merupakan peranan
penting terhadap perkembangan anak-anaknya, baik itu mengenai keluarga atau
kelompok sosial maupun keadaan sosial ekonomi keluarga anak itu.
1
Jadi Pendidikan itu sebenarnya
bertujuan untuk mencerdaskan anggota masyarakat sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan baik dan juga memberikan alternatif yang tepat untuk
mengatasi masalah atau problematika hidup dalam kehidupan mereka.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan
keluarga
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup
pendidikan keluarga
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan
keluarga
4. Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pendidikan Keluarga
Kata pendidikan
menurut etimologi berasal dari kata dasar didik. Apabila diberi awalan me menjadi mendidik maka akan
membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran).
Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikan yang memiliki arti
proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Keluarga adalah suatu
kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina
atau membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat
jelas bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa
terarah dalam kehidupannya.
Menurut
Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Menurut Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan
merupakan proses bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap
proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dengan tujuan supaya
terbentuk kepribadian yang unggul. Kepribadian yang unggul ini memiliki makna
yang cukup dalam, yaitu pribadi yang bukan hanya pintar secara akademik tapi
juga baik secara karakter.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan
keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau
unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan
3
budaya
yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai
kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat.
2.2. Fungsi
Pendidikan Keluarga
Ada
beberapa fungsi di dalam pendidikan keluarga diantaranya adalah, sebagai
berikut :
a. Pengalaman
pertama masa anak-anak
Dalam
pendidikan keluarga anak memperoleh “pengalaman pertama yang merupakan faktor
penting dalam perkembangan pribadi anak” selanjutnya. Dari penyelidikan para
ahli, pengalaman pada anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam
hidupnya.
b. Menjamin kehidupan emosional anak
Dalam
pendidikan keluarga maka kehidupan emosional atau kebutuhan rasa kasih sayang
anak dapat terjamin dengan baik. Hal ini disebabkan
karena adanya hubungan darah antara pendidik dan anak didik (orang tua dan
anak), karena hubungan orang tua ada atas rasa kasih sayang yang murni. Terjaminnya
kehidupan emosional anak pada waktu kecil berarti menjamin pembentukan pribadi
anak selanjutnya.
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
Pendidikan
ini menyentuh pendidikan moral anak-anak oleh karena di dalam keluargalah
terutama tertanam dasar-dasar pendidikan moral, melalui contoh-contoh yang
konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.
d. Memberikan
dasar pendidikan kesosialan
Dalam
kehidupan keluarga sering anak-anak harus membantu (menolong) anggota keluarga
yang lain seperti menolong saudaranya sakit, bersama-sama menjaga ketertiban
keluarga dan sebagainya. Semuanya memberi pendidikan pada anak, terutama
memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak.
4
Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan
pertama dan utama bagi
anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi
anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar
dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya
akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana
atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota
keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan
membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti
luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi
fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien,
ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman,
menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi
sehat bagi semua anggota keluarganya.
2.3. Tujuan Pendidikan
Keluarga
Tujuan pendidikan
keluarga adalah memelihara atau melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama
dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama. Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang
5
sosial ekonomi dan
budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas
hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak.
Keberhasilan anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang
tua dan keluarga dalam membimbing anak. Ketika pendidikan
dalam keluarga itu sudah terbina dengan baik maka akan tercapai kehidupan yang
harmonis dalam keluarga dan ini makan mempengaruhi pendidikan-pendidikan selain
dalam keluarga.
Dalam
buku The National Studi on Family Strength, Nick dan De Frain mengemukakan
beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga yang sehat dan bahagia,
yaitu :
1. Terciptanya kehidupan beragama dalam
keluarga
2. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga
3. Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan
anak
4. Saling menghargai dalam interaksi ayah,
ibu dan anak
5. Keluarga menjadi prioritas utama dalam
setiap situasi dan kondisi
2.4. Pendidikan Keluarga
Secara garis besar
pendidikan dalam keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Pembinaan Akidah dan Akhlak
Mengingat
keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar
keimanannya, sejak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali
memberikan beberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengan
cara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahaman diawali dengan
hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi). Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh
dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang
diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya.
Muhammad
Nur Hafidz merumuskan empat pola dasar dalam bukunya. Pertama, senantiasa
membacakan kalimat Tauhid pada anaknya. Kedua, menanamkan kecintaan kepada
Allah dan Rasulnya. Ketiga, mengajarkan
6
al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilai
pengorbanan dan perjuangan.
Akhlak
adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan
pembinaan akhlak anak. Penanaman akhlak dilaksanakan dengan contoh dan teladan
dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan
antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa
setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan
ataupun idola bagi mereka.
2. Pembinaan Intelektual
Pembinaan
intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan
kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial.
3. Pembinaan
Kepribadian dan Sosial
Pembentukan
kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian
ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta
reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Hal ini
cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun
dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan
mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak dapat
menghormati orang yang lebih tua darinya.
2.5. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari
jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam
mendidik anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam
kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan
perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan
pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif
dan moral.
7
2.6. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara
pendekatan endogenous (menimbulkan dari dalam) dan conditioning (pembisaan,
mempengaruhi dari luar) serta enforcement (pemaksaan).
Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang
tua dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu
keadaan. Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas
cinta kasih merupakan sarana atau alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi
pembentukan budi pekerti dan moral.
Di dalam keluarga yang
religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan
religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan
anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua
yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam
membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara
demokratis.
Strategi lain dalam
mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang
anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental,
sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual.
Strategi yang dapat
digunakan oleh orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov
dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
a. Educator yaitu bisa menciptakan dan
menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b. Autority yaitu bisa mengembangkan
batas-batas normatif.
c. Guide yaitu bisa share your skills kepada
anak-anak.
d. Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada
anak ketika mengalami dilema moral.
8
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas
dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga
pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan
bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam
keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan
agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Adapun tujuan
pendidikan keluarga adalah memelihara, mendidik dan melindungi anak sehingga
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan
keluarga menurut MI Soelaeman yaitu : (1) Fungsi edukatif, (2)
Fungsi Sosialisasi, (3) Fungsi Proteksi, (4) Fungsi Afeksi, (5) Fungsi
Religius, (6) Fungsi Ekonomi, (7) Fungsi Rekreasi, (8) Fungsi Biologis.
Pentingnya pendidikan
dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya
manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan
lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya
:
a. Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b. Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
c. Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d. Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov
dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
Bisa menciptakan dan
menyadari adanya teach able moment dalam keluarga, bisa
mengembangkan batas-batas normatif, bisa share your skills kepada
anak-anak, dan mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.
DAFTAR PUSTAKA
Khairuddin.
2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty
No comments:
Post a Comment