2.1. Pengertian Termometer
Istilah termometer berasal dari bahasa
Latin, thermos yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Kita
dapat merasakan dingin atau panasnya suatu benda bila menyentuhnya, dan juga
kita dapat merasakan sensasi panas atau dingin bila ada rangsangan terhadap
kulit kita. Rangsangan yang kita rasakan adalah suhu. Suhu dapat diukur
menggunakan termometer, baik termometer raksa maupun termometer alkohol.
Termometer
merupakan pengembangan dari thermoskop yang dicetuskan oleh Galileo dengan
prinsip kerja pemuaian air pada tabung, namun alat ini belum memiliki skala. Santorio merupakan orang pertama yang menetapkan skala
urutan angka pada skala tersebut. Termometer adalah alat pengukur suhu yang menggunakan
bahan yang berubah atau bermuai pada saat dipanaskan atau didinginkan dan menunjukkannya
dalam bentuk angka yang terdapat pada skala.
2.2. Jenis Termometer Berdasarkan Zat
Cair Yang Digunakan:
Termometer liquid dibagi menjadi dua berdasarkan zat cair yang digunakan
untuk menunjukan suhu pada saat melakukan pengukuran suhu. Zat cair yang digunakan
adalah air raksa dan alkohol, yang masing-masing zat cair memiliki kelebihan
dan kekurangannya tersendiri.
2.2.1.
Termometer Raksa
Termometer
air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada
suatu tabung kaca. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperatur dapat
dibaca sesuai panjang air raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk
meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air raksa pada ujung termometer
yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air raksa
kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air
raksa dapat diisi atau dibiarkan kosong. Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan
sesuai dengan pekerjaan di laboratorium (-40 derajat celcius sampai dengan 350
derajat celcius).
a.
Kelebihan Termometer Raksa :
·
Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga
pengukuran lebih teliti.
·
Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar
-390 C sampai 3570 C.
·
Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda
yang diukur sehingga suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda.
·
Raksa mengilap sehingga mudah dilihat.
·
Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.
b.
Kelemahan Termometer Raksa :
·
Harga raksa mahal dan susah dicari.
·
Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas
beracun.
·
Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari
-390 C, padahal suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah
daripada suhu tersebut.
2.2.2.
Termometer
Alkohol
Termometer Alkohol adalah
alternatif dari termometer air raksa dengan fungsi yang sama. Tetapi tidak sama
seperti air raksa dalam termometer kaca. Isi termometer alkohol tidak beracun
dan akan menguap dengan cukup cepat. Ruang di bagian atas cairan merupakan
campuran dari nitrogen
dan uap dari cairan.
Dengan meningkatnya suhu maka volumenya
naik. Cairan yang digunakan dapat berupa etanol murni
atau asetat isoamyl,
tergantung pada produsen dan pekerjaan yang berhubungan dengan suhu. Karena
termometer ini adalah transparan, maka cairan yang dibuat harus terlihat dengan
penambahan pewarna merah atau biru.
Dalam penggunaan termometer alkohol ini
diatur oleh titik didih cairan yang digunakan. Batas dari termometer etanol ini
adalah 78° C, dan bermanfaat untuk mengukur suhu di siang hari, malam hari dan
mengukur suhu tubuh. Termometer alkohol ini adalah yang paling banyak digunakan
karena bahaya yang di timbulkan sangat kecil ketika terjadi kasus kerusakan
pada termometer.
a.
Kelebihan
termometer Alkohol :
·
Alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat rendah, sampai -1140 C.
·
Alkohol lebih murah jika dibandingkan dengan raksa
·
Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun
kenaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat.
·
Bila pecah, alkohol tidak terlalu berbahaya
dibandingkan air raksa
b.
Kekurangan
Termometer Alkohol
·
Pemuaiannya tidak teratur
·
Tidak berwarna sehingga sulit dilihat (harus diwarnai)
·
Membasahi dinding kaca
·
Tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu benda yang
tinggi, sebab pada suhu 780 C alkohol sudah mendidih
2.3. Skala Yang Digunakan Pada
Termometer
Termometer menggunakan sistem skala tertentu sebagai penunjuk satuan
hasil pengukurannya. Ada empat skala yang digunakan sebagai satuan dalam
termometer. Keempat skala tersebut antara lain:
2.3.1. Fahrenheit
Pada tahun 1714, seorang ilmuwan Jerman
yang bernama Daniel George Fahrenheit membuat termometer yang mula-mula diisi
alkohol dan kemudian diganti dengan raksa. Sebagai titik tetap pertama ia
menggunakan campuran es dan garam dapur yang diberi angka 00F (suhu
terendah yang ia ketahui) dan titik tetap kedua ia menggunakan tubuh manusia
dan diberi angka 960C. Berdasarkan definisi modern, skala termometer
Fahrenheit adalah skala dengan temperatur air mendidih ditetapkan sebagai 212
derajat dan temperatur es melebur sebagai 32 derajat.
2.3.2. Celcius
Sekitar 20 tahun setelah Fahrenheit
membuat termometer, seorang profesor dari Swedia yang bernama Ander Celsius
juga membuat termometer. Termometer ini menggunakan titik tetap bawah adalah
suhu es sedang mencair sebagai 00C dan titik tetap atas adalah suhu
air sedang mendidih sebagai 1000C masing-masing pada tekanan
standar. Skala antar kedua temperatur ini dibagi dalam 100 derajat. Termometer
ini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
2.3.3.
Reamur
Temometer skala
Reamur, Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya
0°R. Rentang temperaturnya berada pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam
80 skala.
2.3.4.
Kelvin
Pada dasarnya skala kelvin sama dengan
skala celcius (seperseratus). Hanya saja skala kelvin dimulai dari suhu nol
mutlak (0 K) yang besarnya sama dengan -273,150C. Sehingga untuk suhu
es mencair sama dengan 273,15 K dan air mendidih sama dengan 373,15 K.
Berikut ini merupakan gambar
perbandingan skala termometer Kelvin
(K), Celcius ©, dan Fahrenheit (F) :

Gambar perbandingan antar
skala thermometer
2.4. Bagian-Bagian Pada Termometer
2.4.1.
Termometer
Raksa

2.4.2
Termometer
Alkohol

2.5. Fungsi Dan Pemanfaatan Termometer
Dalam Pembelajaran Fisika
Fungsi termometer tentu saja untuk
mengukur panas dalam satuan suhu, namun dalam kajian ilmu fisika, termometer
berfungsi untuk:
a.
Mengukur suhu tubuh untuk membandingkan
antara pengukuran kualitatif (alat indera) dan kuantitatif (termometer)
b.
Mengukur suhu ruangan
c.
Mengukur suhu udara luar (termometer
max-min)
d.
Menghitung kalor jenis suatu benda
dengan kalorimeter
2.6. Prinsip Kerja Termometer
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang
menggunakan material kaca dengan kandungan air raksa atau alkohol di ujung
bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa
udara. Jika temperatur meningkat, air raksa atau alkohol akan mengembang naik
ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur
sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah
sebagai berikut:
a.
Sebelum
terjadi perubahan suhu, volume air raksa atau alkohol berada pada kondisi awal.
b.
Perubahan suhu lingkungan di
sekitar termometer direspon air raksa atau alkohol dengan perubahan volume.
c.
Volume merkuri akan mengembang
jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun.
d.
Skala
pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Kesebandingan antara
perubahan volume alkohol/raksa dengan perubahan suhu
ΔV = V0.γ.ΔT
Karena (V0)
volume mula-mula dan (γ) adalah
koefesien muai volume selalu konstan maka
ΔV ≈ ΔT
2.7. Cara Pengukuran, Penulisan Hasil
Ukur Dan Pengkonversian Skala Pada Termometer
Berikut ini merupakan cara
pengukuran dengan termometer, penulisan hasil pengukuran, dan pengkonversian
skala pada termometer:
2.7.1.
Cara
Pengukuran Dan Penulisan Hasil Ukur Suhu
Mengukur suhu baik menggunakan termometer
raksa maupun termometer alkohol pada prinsipnya adalah sama, yaitu meletakan
termometer kedalam benda yang ingin diukur suhunya. Misalnya mengukur suhu air
di dalam gelas, termometer di masukan kedalam gelas, tunggu beberapa saat
sampai zat cair dalam termometer berhenti bergerak, dan membaca skala yang
menjadi titik berhenti zat cair dengan posisi tegak lurus dengan termometer.
Kemudian menuliskan hasil pengukuran. Contohnya bila zat cair berhenti pada
titik ke-26 pada termometer berskala Celcius, maka kita menuliskan hasil
pengukurannya 26°C. Bila kita menggunakan termometer dengan skala Kelvin maka
kita tidak perlu menuliskan simbol derajat hanya cukup dengan K dibelakang
angka, contoh 273 K.
2.7.2.
Konversi
Skala Suhu
Suhu dapat diubah dari
satu skala ke skala yang lain. Rumus untuk mengkonversi skala suhu dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Dari
|
ke
|
|||
Celsius
|
Reamur
|
Fahrenheit
|
Kelvin
|
|
-
|
![]() |
![]() |
![]() |
|
![]() |
-
|
![]() |
![]() |
|
![]() |
![]() |
-
|
-
|
|
![]() |
![]() |
-
|
-
|
2.8. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi merupakan suatu kegiatan
mengembalikan instrumen fisika ke keadaan awal atau pengaturan pabrik yang
sesuai dengan standar. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Namun, sebenarnya kita hanya dapat
mengecek apakah termometer yang kita gunakan terkalibrasi atau tidak, karena
yang dapat mengkalibrasi termometer itu sendiri adalah pabrik pembuatnya.
Proses pengecekan apakah termometer terkalibrasi antara lain :
a.
Letakkan silinder termometer di
es yang sedang mencair dan tandai poin termometer disaat seluruh es tersebut
berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku air.
b.
Dengan cara yang sama, tandai
poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih seluruhnya saat
dipanaskan.

c.
Bagi panjang dari dua poin
diatas menjadi seratus bagian yang sama.

No comments:
Post a Comment