BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia
tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, dan menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Setiap
makhluk, hanya dapat hidup dalam suatu lingkungan dengan kondisi yang baik,
atau paling tidak masih dalam rentang kisaran toleransinya. Selain faktor
kondisi lingkungan yang baik, makluk hidup juga harus mengenali permasalahan-permasalahan
yang dihadapi, sehingga dapat menyediakan atau terbentuknya segala sumber daya
yang dibutuhkan.
Lingkungan yang
terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan
sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kehidupan manusia tidak lepas dari lingkungan
sosialnya, sehingga manusia disebut sabagai makhluk sosial. Dalam lingkungan
sosial tersebut manusia selalu dihadapkan kepada permasalahan sosial yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial tersebut timbul dari
hubungannya dengan sesama manusia lain, maupun dari tingkah laku manusia itu
sendiri, yang sifatnya berbeda antara manusia satu dengan lainnya. Hal itu
akibat adanya perbedaan tingkat perkembangan budaya, sifat dari penduduk, dan
keadaan kondisi lingkungan alan yang juga sangat mempengaruhi kehidupan sosial
budaya manusia. Permasalahan sosial berbeda dengan permasalahan lain, karena
kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial dalam masyarakat,
serta berkaitan juga dengan hubungan antar sesama manusia.
Kehidupan manusia yang
selalu membutuhkan dan berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial tentunya saling mempengaruhi dan memiliki hubungan
timbal balik.
Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai kondisi lingkungan hidup, kependudukan, dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas
rumusan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi
lingkungan hidup di desa?
2. Bagaimana kondisi kependudukan
di desa?
3. Apa
permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi di desa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi lingkungan
hidup di desa
2. Mengetahui kondisi kependudukan
di desa
3. Mengetahui permasalahan-permasalahan
yang sedang dihadapi di desa
BAB II. PEMBAHASAN
A. Kondisi Lingkungan
Hidup
Masyarakat
pedesaan, terutama desa Gunung Timbul Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang
Bawang Barat, ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama
warga desa. Perasaan setiap warga atau anggota masyarakat amat kuat yang
hakikatnya bahwa seseorang merasa mereka merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat di mana hidup akan dicintainya serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena mereka beranggapan bahwa hidup adalah sama-sama sebagai
anggota masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak
tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam
masyarakat. Adapun yang menjadi ciri-ciri
masyarakat pedesaan Gunung Timbul antara lain sebagai berikut :
a. Di dalam
masyarakat pedesaan Gunung Timbul di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas-batas wilayahnya.
b. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
c. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang biasanya sebagai pengisi
waktu luang.
d. Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat-istiadat dan
sebagainya.
Oleh karena anggota masyarakat mempunyai
kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama untuk
mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Seperti pada waktu mendirikan rumah,
upacara pesta perkawinan, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan
sebagainya, dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.
B. Kondisi Kependudukan
Penduduk
merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan. Wilayah dengan jumlah
penduduk yang besar dan didukung oleh kualitas manusia yang baik dapat
diartikan wilayah tersebut memiliki suimber daya manusia yang cukup. Penduduk
Kabupaten Tulang Bawang Barat sampai dengan tahun 2009 tercatat sejumlah 253.383 jiwa. 129.216 jiwa laki-laki
dan 124.167 jiwa perempuan. Tingkat perkembangan suatu wilayah administratif
sangat berpengaruh terhadap persebaran dan kepadatan penduduk. Wilayah yang
sudah maju umumnya memiliki jumlah penduduk lebih besar dibanding wilayah yang
sedang tumbuh. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada
periode 2005 sampai dengan tahun 2009 terjadi peningkatan sebesar 1,87 %.
Sebagai
dasar suatu perencanaan, diperlukan jumlah penduduk hingga akhir periode
perencanaan. Perkiraan jumlah penduduk sangat penting artinya didalam
penyusunan rencana suatu wilayah, karena penduduk merupakan subyek dan obyek
pembangunan wilayah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dengan laju pertumbuhan
penduduk rata-rata 1,87 % pertahun, maka pada akhir tahun rencana 2031 jumlah
penduduk Kabupaten Tulang Bawang Barat diproyeksikan mencapai 380.610 jiwa.
C. Permasalahan Kependudukan
Masyarakat pedesaan
yaitu suatu masyarakat yang hidup di daerah atau desa yang biasanya bermata
pencaharian di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan sebagainya. Hubungan sosial pada masyarakat desa terjadi secara kekeluargaan, dan jauh
menyangkut masalah-masalah pribadi, satu dengan yang lain mengenal secara
rapat, menghayati secara mendasar.
Permasalahan di desa
Gunung Timbul Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai berikut
:
1. Bidang pendidikan
Rata-rata masyarakat Desa Gunung Timbul mengenyam pendidikan sampai SMP.
Tamatan SD pun cukup banyak ditemukan, khususnya para orang tua. Namun, lulusan
S1 juga ada. Kesadaran masyarakat di Desa Gunung Timbul mengenai pentingnya arti
sebuah pendidikan dirasa cukup minim. Tingkat pendidikan wajib 9 tahun di Desa Gunung
Timbul sebagian besar sudah terpenuhi hanya ada beberapa kendala kecil yang
menyebabkan putus sekolah. Hal ini dipengaruhi dari kurangnya kesadaran untuk
sekolah (tidak adanya minat untuk sekolah). Umumnya masyarakat di Desa Gunung
Timbul setelah lulus SMP langsung bekerja.
2. Bidang sosial budaya
Belum tersedianya sarana-sarana umum untuk anak-anak bermain dan belum
terbentuknya wadah atau lembaga yang menangani di bidang kesenian.
3. Bidang keamanan dan ketertiban
Kesadaran masyarakat akan pentingnya siskamling dan ronda malam masih
kurang dan terbatasnya pos ronda di desa Gunung Timbul.
4. Bidang kesehatan
Kurangnya penyuluhan kesehatan juga menyebabkan
kurang sadarnya masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Masyarakat
desa Gunung Timbul memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan. Jika hal ini
terus dibiarkan maka dapat menimbulkan permasalahan besar seperti wabah
penyakit, pencemaran air, dan kualitas hidup masyarakat yang semakin rendah.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masyarakat pedesaan Gunung Timbul Kecamatan Tumijajar Kabupaten
Tulang Bawang Barat, ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat
sesama warga desa.
2. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang
biasanya sebagai pengisi waktu luang.
3. Kesadaran masyarakat akan pentingnya
siskamling dan ronda malam masih kurang dan terbatasnya pos ronda di desa
Gunung Timbul.
4. Belum tersedianya sarana-sarana umum untuk
anak-anak bermain dan belum terbentuknya wadah atau lembaga yang menangani di
bidang kesenian.
5. Kesadaran masyarakat di Desa Gunung Timbul
mengenai pentingnya arti sebuah pendidikan dirasa cukup minim. Tingkat pendidikan
wajib 9 tahun di Desa Gunung Timbul sebagian besar sudah terpenuhi hanya ada
beberapa kendala kecil yang menyebabkan putus sekolah. Hal ini dipengaruhi dari
kurangnya kesadaran untuk sekolah (tidak adanya minat untuk sekolah).
Oleh : JUZSI ALDESKA
No comments:
Post a Comment