Wednesday, May 13, 2015

LEMPENG VULKANIK DAN LEMPENG TEKTONIK

LEMPENG VULKANIK DAN LEMPENG TEKTONIK
(Makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa)


Oleh
Desi Ratna Wati (1413022014)
Hayatun Nufus (1413022030)
Jusi Aldeska (1413022038)
Lulu’atul Farida (1413022042)
M. Fauzi Nur Ibrahim (







PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015





KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih juga tak henti-hentinya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, khususnya teman-teman mahasiswa di Pendidikan Fisika 2014 Universitas Lampung. Makalah ini berjudul “Lempeng Vulkanik dan Lempeng Tektonik”. Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Yaitu salah satu mata kuliah wajib di Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang diampu oleh Bapak Ismu Wahyudi, S. Pd, M.PFis.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai lempeng vulkanik dan tektonik. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangannya disana-sini. Kami menyadari bahwa kami sedang dalam proses belajar sehingga memerlukan saran dan masukkan. Untuk itu, saran dan masukkan yang positif sangat kami harapkan agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik. Sekian dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. wb.


                                                                        Bandar Lampung, 26 Maret 2015



                                                                                                Penyusun

DAFTAR ISI

                                                                                               
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii           
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB  I.    PENDAHULUAN
  1.1 Latar Belakang.................................................................. ............... 1
  1.2 Rumusan masalah.............................................................. ............... 1
  1.3 Tujuan............................................................................... ............... 2
BAB  II.  PEMBAHASAN
2.1 Definisi Lempeng............................................................. ............... 3
2.2 Lempeng Vulkanik........................................................... ............... 4
2.3 Lempeng Tektonik............................................................ ............. 10
BAB  III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan....................................................................... ............. 21
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar  Belakang
Bumi merupakan planet ketiga terdekat dengan Matahari dalam sistem Tata Surya. Bumi memiliki karakteristik yang dapat membuatnya mungkin menjadi tempat tinggal berbagai mahluk hidup didalamnya. Karakteristik tersebut meliputi struktur bumi, komposisi penyusun, atmosfer dll. Struktur bumi meliputi kerak bumi, mantel bumi, inti bumi luar dan inti bumi dalam. Komposisi penyusun utamanya adalah besi, oksigen, silikon, magnesium dan masih banyak lagi. Struktur permukaan bumi tidaklah semulus bola kaki seperti yang kita bayangkan namun ada lekukan seperti gunung dan lautan yang membuatnya tidak rata.
Bentuk permukaan bumi pada awalnya tidaklah sama dengan bentuk permukaan bumi seperti sekarang ini. Pada zaman dahulu kala, bumi hanya memiliki satu benua yang disebut Pangaea. Kemudian karena adanya aktivitas tektonik dan banyaknya letusan gunung berapi menyebabkan gempa bumi yang membuat benua Pangaea terpecah-pecah menjadi beberapa benua seperti sekarang ini. Kerak bumi terbentuk berdasarkan kekuatan endogen dan eksogen. Tenaga endogen yang mempengaruhi diantaranya adalah tektonik dan vulkanik. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tektonik dan vulkanik kami tertarik untuk membahasnya dalam makalah ini.        
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari lempeng?
2. Apa yang dimaksud lempeng vulkanik?
3. Apa yang dimaksud lempeng tektonik?

1
1.3  Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Dapat mengetahui definisi dari lempeng
2. Mengetahui pengertian lempeng vulkanik
3. Mengetahui pengertian lempeng tektonik


















2
Pembahasan lempeng
Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan ciptaan Tuhan melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi (lithospher) atau di permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan yang kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih 0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan-batuan ang bermacam-macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri khas yang berbeda-beda terangkum dalam sebuah lempeng-lempeng yang tersebar di seluruh dunia. Lempeng-lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan perlapisan dan tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng. Dari pergerakan lempeng dapat menimbulkan sebuah siklus batuan yang tak dapat dipungkri adanya. Jadi lempeng merupakan kesatuan batuan yang berada di kerak bumi yang dapat bergerak secara dinamis dan dapat menimbulkan siklus terhadap batuan.
Secara teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia dimulai sekitar 55 juta tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi setidaknya tiga lempeng penyusun bumi. Lempeng Samudera India, Lempeng Laut Filipina, dan Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Perbedaan antara lempeng yang disusun oleh lempeng samudera dan kontinen adalah lempeng samudera bersifat basah karena disusun oleh material yang kaya akan unsur Fe, Mg dan Ni, bersifat kaku dan brittle, mempunyai berat jenis yang tinggi, sementara lempeng kontinen merupakan lempeng benua yang secara kimia bersifat relatif asam dan mempunyai berat jenis lebih rendah dibandingkan lempeng samudera.
Lempeng-lempeng tadi bergerak satu sama lain di mana Lempeng Samudera India bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan 7 cm per tahun, Lempeng Laut Filipina
3
 bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 8 cm per tahun dan lempeng Eurasia yang cenderung stabil. Pergerakan lempeng-lempeng ini kemudian bertemu pada satu zona tumbukan yang disebut dengan zona subduksi.

Interaksi ketiga lempeng tadi mengakibatkan pengaruh pada hampir seluruh kepulauan yang ada di Indonesia, kecuali Kalimantan. Pengaruh dari pergerakan lempeng tadi ada yang langsung berupa pergerakan kerak bumi di batas pergerakan lempeng tadi, yang akan menimbulkan gempa bumi dan tsunami apabila pergerakannya terdapat di dasar laut, maupun tidak langsung. Gempa bumi dan tsunami yang terjadi setahun lalu di Aceh dan Sumatera Utara merupakan contoh nyata.

Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab lempeng bergerak saat ini adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang mengkerut bila mendingin. Hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari selubung di bawahnya. Sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup kuat untuk menendalikan mantel.

2.2  Lempeng Vulkanik

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.

Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari
4
permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
a. Intrusi Magma
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA6TdFxpltLR-DEdFdKf7tZ1j3uGXn7zA7X-udxDdDwvKojNDS4_q7ljMW-a6WFBnztCWDc0tjVAxwX8lJ7rWNFdXwPjM4Dnp_lJZ1H1H2qzlQ2oCc246CtFkazcs-_flTJ1DYCpo5sKE/s400/Intrusi+Magma.jpg

Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut :
Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
·       Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
·       Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
·       Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
b. Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada 2 cara proses keluarnya magma tersebut, yaitu meleleh dan mendesak.
5
a. Meleleh (erupsi efusif) melalui retakan-retakan pada badan gunung api.
b. Mendesak tubuh gunung api (erupsi eksplosif) sehingga menghancurkan sebagian badan gunung api tersebut.
Berdasarkan bentuknya, gunung api dibedakan menjadi tiga, yaitu strato, maar, dan perisai.
  1. Gunung Api Strato
Gunung api strato berbentuk kerucut. Kerucut itu berbentuk karena materi letusan gunung api merupakan campuran antara erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Letusan itu terjadi berulang-ulang hingga membentuk lapisan-lapisan badan gunung. Hampir seluruh gunung api yang ada di Indonesia merupakan gunung api strato. Contohnya, gunung Merapi di Jawa Tengah.
  1. Gunung Api Maar
Gunung api maar berbentuk seperti danau kecil. Bentuk seperti danau itu disebabkan oleh letusan gunung yang bersifat eksplosif, namun tidak terlalu kuat dan hanya terjadi sekali. Contohnya, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
  1. Gunung Api Perisai
Gunung api perisai berbentuk seperti perisai. Bentuk seperti perisan itu disebabkan oleh letusan gunung api dengan bahan-bahan yang dikeluarkan berupa lava yang sangat cair. Contohnya, gunung api di Kepulauan Hawaii.
Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan sebagai berikut :
6
  1. Tipe Hawaii
Magma yang dikeluarkan sangat cair dengan tekanan gas rendah berasal dari dapur magma yang dangkal. Contohnya, Gunung Kilauea dan Mauna Loa di Kepulauan Hawaii.
  1. Tipe Sromboli
Erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif, tetapi berlangsung lama. Sering terjadi letusan kecil dan banyak mengeluarkan eflata. Magma yang dikeluarkan cair dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang agak dalam. Contohnya, Gunung Raung di Jawa Timur dan gunung Vesuvius di Italia.
3. Tipe Vulkano
Magma yang dukeluarkan kental dengan tekanan gas sedang sampai tinggi, berasal dari dapur magma yang dangkal sampai agak dalam. Contohnya, Gunung Raung di Jawa Timur dan Gunung Etna di Italia.
4. Tipe Perret
Mempunyai ledakan yang sangat dahsyat dusertai material yang menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda.
5. Tipe Merapi
Magma kental dan mengalir secara perlahan karena tekanan gas yang rendah sehingga membentuk  sumbat kawah. Akibatnya, tekanan gas makin kuat hingga kawah tersebut terangkat dan pecah yang disertai keluarnya awan panas. Contohnya, Gunung Merapi di Jawa Tengah.
6. Tipe St Vincent
Magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari dapur magma yang dangkal. Contohnya, Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung St Vincent di kepulauan antiles.
7
7. Tipe Pelee
Magma kental dengan tekanan gas yang tinggi berasal dari dapur magma yang dalam. Contohnya, Gunung Pelee di Amerika Tengah.
Gambar tipe letusannya gunung api :

Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu :
1. Ekstrusi linear
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_5UbDiybL46KgsF6Ig3o8WEH2aAzAvPObh83yw1RfS3Nqq-epwu-iv2_WCBdXteUhXuxhhueksFo-DzUS9Uls5Id3DnOcrRLZCWrlTNYDS2xg6EzP_fYwTmY0hzY1Uy2cv5-3IdquWqE/s400/Ekstrusi+Linear.jpg

terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan deretan gunung  api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8
2. Ekstrusi areal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiL6I7R7RCbqFyo6Zmf9XpklSECHoLUxlRQ0cIKWezgdUbHKkguwgZwwLesXJcgBaKZl7AwLpsGvGnRD1iVW945C5nWYL_3LkCFENknVbhXJ4Jm8XIij65TYDEp2FkkeOm20yCGZwhLnAA/s320/Ekstruai+areal.jpg

terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusisentral

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqcfW606rPZ_iyOprz3xloGR0yWAeb2e_kGGDItwpMS67_hVOLHaivTZsC7QUVluf5othvPKXqBdoGHvuzHgsZvZuLheFahQRW5UlvAqX17HxIiACcWqxWp3c09MXz8-KvSE_xbALUfg0/s320/Ekstrusi+Sentral.jpg
terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain. Tenaga Vulkanis Vulkanis atau bersifat gunung api dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma di dalam litosfer hingga keluar sampai kepermukaan bumi. Magma adalah bahan batuan pijar yang dapat berupa benda padat, cair, dan gas yang berada di dalam kerak bumi. Ilmu yang mempelajari gunung berapi adalah vulkanologi.
9
2.3  Lempeng Tektonik
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang disebut juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar dari lithoepher bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift) dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium). Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt (mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah. Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi.
Lempeng tetonik memiliki nama yang berbeda-beda sesuai tempat atau asal lempeng itu berada. Pada 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi ini merupakan satu kesatuan yang disebut dengan Benua Pangaea pada zaman permian. Pergerakan lapisan bumi terus terjadi saat 200 juta tahun yang lalu pada zaman triassic terbagi menjadi 2 Benua Laurasia dan Benua Gondwanaland. Pergerakan lapisan bumi terjadi hingga saat ini terbagi menjadi 5 belahan benua. Perubahan keadaan permukaan bumi terjadi selama 4 zaman kurang lebih selama 225 juta tahun. Perubahan permukaan bumi ini yang mengakibatkan adanya batas-batas lempeng tektonik di masing-masing lapisan bumi. Pergerakan yang berasal dari tenaga endogen ini mengakibatkan sebuah siklus batuan dalam peroses pergeseran lempeng.
Lempeng tektonik merupakan sebuah siklus batuan di bumi yang terjadi dalam skala waktu geologi. Siklus batuan tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis. Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi serta menimbulkan gejala-gejala atau kejadian-kejadian
10
alam seperti gempa tektonik, letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform (pergeseran).

Ada beberapa lempeng besar yang terdapat di dunia, antara lain sebagai berikut :
  • Lempeng Eurasia: meliputi Eropa, Asia dan daerah pinggirannya termasuk Indonesia.
  • Lempeng Amerika: meliputi Amerika Utara, Amerika Selatan dan setengah bagian barat Lautan Atlantik.
  • Lempeng Afrika: meliputi Afrika, setengah bagian timur Lautan Atlantik dan bagian barat Lautan India.
  • Lempeng Pasifik: meliputi seluruh lempeng di Lautan Pasifik.
  • Lempeng Indo-Australia: meliputi lempeng Lautan India serta subkontien India dan Australia bagian barat.
  • Lempeng Antartika: meliputi kontinen Antartika dan lempeng Lautan Antartika.
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk :
·       Divergen : lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan material dari selubung naik membentuk lantai samudra baru dan membentuk jalur magmatik atau gunung api.
11
·       Konvergen : lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain masuk ke selubung.
Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunung api serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
·       Transform : lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer. Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
Pada daerah konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan pada zona konvergen ini dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat. Tumbukan 12
itu dapat berupa :
1.    Tumbukan lempeng benua dengan lempeng samudra
Tumbukan ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih, menyusup ke bawah blok benua menuju atenosfer.
2.    Tumbukan lempeng samudra dengan lempeng samudra
Bila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah yang lain dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di lantai samudra. Bila tumbuh ke atas permukan laut, maka akan terjadi serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus kilometer dari palung laut dimana kedua lempeng samudra bertemu.
3.    Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua
Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah benua sehingga menyebabkan massa benua dan sedimen lantai samudra tertekan , terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah terbentuknya formasi pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua Asia yang menghasilkan pegunungan Himalaya.

Tenaga tektonis merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan putusnya hubungan batuan maupun tidak.

Gerakan tektonis dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.  Tektonis Epirogenesa
Gerak epirogenesa adalah gerak kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung lama dan meliputi daerah yang luas. Arah gerakan epirogenetik adalah naik turun atau gerakannya ada yang keatas atau kebawah. Gerakan epirogenetik akan membentuk dataran tinggi sebagai akibat adanya pengangkatan pada lapisan batuan dan juga mengakibatkan turunya daratan sehingga membentuk dataran rendah. Gerak tektonik epirogenesa dibagi dau macam,
13
a. Gerak eprogenesa positif, yaitu gerak yang menyebabkan turunnya lapisan kulit bumi atau daratan sehingga permukaan air laut seakan-akan naik. Contoh : turunnya pulau-pulau di Indonesia Bagian Timur, seperti Kepulauan Maluku dan Pulau-Pulau Barat Daya sampai Pulau Banda. Turunnya muara sungai Hudson di Amerika. Turunnya lembah sungai Kongo di Afrika. 

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa

b. Gerak Epirogenesa negatif, yaitu gerak yang menyebabkan naiknya daratan sehingga permukaan air laut seakan-akan turun. Contoh : naiknya dataran tinggi di Colorado di Amerika. Naiknya Pulau Timor dan Pulau Buton di Indonesia. 
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
Jadi gerakan epirogenesa menyebabkan terbentuknya Dataran Tinggi dan Dataran Rendah pada permukaan bumi.

2. Tektonis Orogenesa
Tektonik orogenesa adalah gerakan kulit bumi yang relatif cepat meliputi daerah yang sempit. Arah gerakan lapisan kulit bumi secara vertikal maupun horizontal. Arah gerakan inilah yang menyebabkan terjadinya pengangkatan dan penurunan permukaan bumi. Misalnya pembentukan Deretan Sirkum Pasifik merupakan contoh dari gerak tektonik orogenesa ini. 
14
Proses orogenesa ini akan menghasilkan tekanan pada lapisan batuan, jika tenaga tersebut terjadi pada lapisan kulit bumi yang keras maka akan menyebabkan terjadinya patahan. Kekuatan tenaga endogen mampu menekan struktur batuan yang keras sehingga struktur batuan terpisah atau lepas. Hasil gerak orogenesis biasanya berupa pegunungan lipatan (contoh pegunungan Kendeng di pulau Jawa) dan pegunungan patahan seperti pegunungan selatan pulau Jawa dan pulau Nusa Kambangan. Keseluruhan proses pembentukan pegunungan disebut orogenesis. 

Gerak orogenesa menyebabkan terjadinya patahan, lipatan, pelengkungan dan peretakan. Gerak orogenesis juga dapat menyebabkan depresi kontinental yaitu tanah turun sehingga permukaan bumi lebih rendah dari sekitarnya. 

a. Patahan
Patahan terjadi karena dua hal, yaitu : 
1) Tenaga endogen yang bergerak secara bersamaan baik horizontal maupun vertikal pada lapisan batuan yang keras dan melampaui elasitas batuan, sehingga kulit bumi menjadi patah atau retak. 

2) Terdapat pengurangan isi lapisan dalamkerak bumi seperti akibat letusan vulkanisme. Bidang tempat patah atau retaknya kulit bumi disebut bidang patahan. Bidang yang mengalami pergeseran disebut Sesar / Fault.Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. 

Bentuk-bentuk patahan :
a. Graben atau Slenk
Bagian dari patahan yang lebih rendah dari sekitarnya / bagian yang mengalami pemerosotan atau penurunan. 
  
b. Horst atau sembul
Bagian kulit bumi yang terangkat atau bagian patahan yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya. 
15
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa

Patahan bisa terjadi baik karena gaya regang maupun gaya tekan (arah panah gaya tekan saling berhadapan)

c. Patahan Normal
Kedua bagian terpatah, sehingga satu bagian batuan naik dan bagian lainnya turun. 

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
Pada patahan normal kelihatan lapisan batuan terangkat naik

d. Patahan Rebah atau Thrush Fault
Patahan yang terjadi setelah terbentuknya lipatan. ini terjadi karena tekanan salah satu sisi lipatan lebih kuat sehingga struktur batuan atau lapisan batuan rebah dan terjadi patahan, sehingga lapisan tengah terbalik susunannya. 


16

e. Sesar Geser
Struktur patahan yang bergeser horizontal searah dengan garis poros. 

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
Berbagai kenampakan Sesar

Pembentukan pegunungan oleh proses diastropisme tidak disertai dengan pembentukan magma, sehingga pegunungan yang terbentuk bukanlah pegunungan berapi atau pegunungan aktif. Pegunungan berapi terbentuk apabila diatas pegunungan patahan atau lipatan tersebut terbentuk pegunungan baru akibat aktifitas vulkanisme. 

b. Lipatan 
Lipatan adalah bentuk permukaan bumi yang bergelombang disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar (horizontal) pada lapisan kulit bumi yang elastis. 
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
Proses terjadinya lipatan

Pada saat tenaga endogen bergerak secara mendatar pada lapisan kulit bumi yang elastis, lapisan batuan mendapat tekanan yang kuat dan mengakibatkan lapisan
17
kulit bumi terangkat dan apabila tenaga endogen itu terus bekerja akan mengakibatkan lipatan miring. Hal ini mengakibatkan terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal)daerah lipatan yang tinggi yang merupakan puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang rendah atau lembah disebut sinklinal. 

Bentuk-bentuk lipatan,
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
·         Lipatan Normal
Lipatan normal terjadi jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang sama dan saling berhadapan. Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang seimbang lerengnya. 

·         Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain. Bentuk lipatan ini memiliki lereng yang curam. 

·         Lipatan Tumpang Tindih
Lipatan tumpang tindih terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari yang lain, sehingga terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan lainnya akibatnya terbentuk lapisan batuan yang hampir paralel. 

Jenis-jenis struktur lipatan: 

a) Jalur pegunungan lipatan, yaitu rangkaian pegunungan lipatan yang sangat
18
panjang melintasi beberapa benua dan berdampingan dengan pulau di dasar laut. Hal ini terjadi karena tumbukan lempeng samudera dan lempeng benua, lempeng benua yang lebih berat massanya akan menyusup ke bawah, sedangkan lempeng samudera yang ringan akan terangkat. 

b) Dome, adalah pegunungan lipatan yang membulat karena tekanan mendatar datang pada arah dan waktu yang sama, misalnya dome Sangiran di Jawa Tengah. Basin adalah cekungan yang membulat karena daerah disekitarnya terangkat naik. 
c) Lipatan tunjam, adalah struktur pegunungan lipatan yang bagian garis porosnya menunjam membentuk sudut terhadap bidang datar. 

d) Lipatan komplek, adalah jenis lipatan yang terdapat di jalur pegunungan besar. Jalur pegunungan sebagai antiklinal besar, sedangkan jalur diatasnya terdapat antiklinal dan sinklinal kecil berbagai tipe. 

c. Pelengkungan 

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa  
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
19
Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa

Lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapatkan tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah membentuk seperti mangkuk yang disebut basin. 

d. Retakan 

Retakan terjadi karena adanya gaya regangan pada lapisan batuan sehingga menyebabkan batuan menjadi retak.

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
Retakan

Gerak Tektonik Orogenesa dan Epirogenesa
20
BAB. III
KESIMPULAN



3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Lempeng tektonik adalah struktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang membentuk benua, pulau, dan gunung.
2. Lempeng benua marupakan lempeng bumi yang mempunyai sifat asam dengan berat jenis rendah, disusun oleh jenis batuan yang banyak mengandung potassium dan sodium, lempeng benua adalah lempeng yang menopang daratan, lempeng benua lebih tebal, kira – kira 40 km.
3. Lempeng samudera bersifat basa dengan berat jenis yang tinggi, lempeng samudera lebih cenderung mengandung batuan dengan komposisi utama magnesium dan besi, lempeng samudera adalah lempeng yang ada di bawah samudera, lempeng samudera lebih tipis dengan ketebalan kira – kira 10 km.
4. Divergen adalah batas dua litosfer samudra bergerak terpisah dan litosfer samudra baru terbentuk oleh magma. Batas divergen atau batas lempeng divergen merupakan ciri linear yang ada di antara dua lempeng tektonik yang saling menjauh. 
5. Konvergen adalah batas litosfer dikonsumsi dibawah mantel, terjadi zona subduksi (zona penujaman). Dalam tektonika lempeng, batas konvergen atau batas lempeng destruktif (karena subduksi) adalah wilayah tempat lempeng-lempeng bertumbukkan satu sama lain. 







21
DAFTAR PUSTAKA


http://arsildangeograf.blogspot.com/2013/02/tektonik-lempeng.html

http://geoenviron.blogspot.com/2012/09/lempeng-tektonik-indonesia.html 

Hestiyanto,Yusman. 2006. Geografi 1. Yudhistira: Jakarta
Bayong, Tjasyono. 2004. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Kerjasama Program Pasca sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia
https://fiflowers.wordpress.com/geofisika/lempeng-tektonik



No comments:

Post a Comment