2.1 Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari
planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara
harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan
kulit bumi. Litosfer merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan
ketabalan kurang lebih 1200 km. Ahli- ahli geofisika menggunakan istilah
litosfer dalam pengertian yang lebih terbatas yaitu kulit luar bumi yang tipis,
disebut kerak (crust).
Pada
lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,
itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki
ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
2.2 Bagian-bagian
Penyusun Litosfer
Kulit bumi (lithosfer)
Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar
1200 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan
bebatuan yang mengapung diatas astenosfer.
Lithosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian
yaitu:
1.
Lapisan sial
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan
Al2O3. Lapisan ini memiliki ketebalan rata-rata 35 Km. Lapisan
sial disebut juga lapisan kerak.
Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara
lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan
batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Kerak bumi dibagi menjadi dua,
yaitu:
Ø Kerak benua,
kerak benua merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit dibagian
atasnya dan batuan beku basalt dibagian bawahnya. usia lapisan
kerak benua adalah sekitar 3,7-4,28 miliar tahun ditemukan di
Narryer Gneiss Terranedi Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Ø Kerak samudra. Merupakan benda padat yang terdiri atas endapan dilaut
pada bagian atasnya, kemudian di bagian bawahnya batuan vulkanik, dan
yang paling bawah batuan beku gabro dan peridolit. Usia kerak samudra saat ini adalah sekitar 200 juta tahun. Kerak
ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan Sima
Lapisan bumi yang disusun oleh logam-logan sillisium
dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat
jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan ini bersifat
elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65Km.
2.3 Material dan Batuan Penyusun Litosfer
Litosfer
tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya
adalah Magma dengan
berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun
litosfer.
1.
Batuan igneus atau Batuan
beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin:
ignis, "api") yaitu batuan yang terbentuk sebagai hasil dari kumpulan
mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang mendingin (Walter T
Huang, 1962). Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan
sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan
beku.Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:
a.
Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang
berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b.
Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di
lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat,
sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal
mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c.
Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari
dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorit, andesit, obsidin,
scoria, batuan apung (bumice).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya
terdapat tiga cirri utama, yaitu :
a)
Tidak mengandung fosil.
b)
Teksturnya padat, mampat, serta strukturnya homogen
dengan bidang permukaan kesemua arah sama.
c)
Susunan sesuai dengan pembentukannya.
Batuan beku
banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan pengeras jalan. Batuan beku
ditambang dengan cara dipecahkan bahkan dihancurkan.
2. Batuan Endapan atau Batuan Sedimen
Batuan Sedimen merupakan
batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian-bagian
yang lepas dari hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh
aliran air, angin, maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi
dan terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan
menjadi bantuan sedimen.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan
batuan sedimen dibagi 3 yaitu:
a.
Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
b.
Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari
pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
c.
Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi
5,yaitu :
a.
Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
b.
Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
c.
Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
d.
Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
e.
Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah
es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi
3 yaitu:
a.
Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik
tanpa mengubah susunan kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat,
breksi.
b.
Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya
terjadi perubahan struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
c.
Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan
organik (makhluk hidup). Contohnya terumbu karang.
3. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan,
baik secara fisik maupun secara kimiawi sehingga menjadi berbeda dari batuan
induknya. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.
Metamorf kontak (metamorf Termal)
batuan yang terjadi akibat suhu yang sangat tinggi,
biasanya terletak dekat dengan dapur magma, contoh: marmer, dan batu bara
dibukit asam.
b.
Metamorf dinamo (metamorf kinetik)
berubah karena tekanan yang tinggi, dalam waktu yang
lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya
tekanan dari arah berlawanan menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan
ada yang mengkristal kembali. Contohnya batu lumpur menjadi batu tulis (slate).
c.
Metamorf pneumatolitis
berubah karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya
kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin, dengan gas florin menjadi topas
(permata kuning).
2.4 Perubahan Batuan Penyusun Litosfer
Batuan penyusun kulit bumi atau
litosfer dapat mengalami perubahan. Berdasarkan karakter perubahan yang
terjadi, perubahan itu dapat dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai
berikut:
a. Pelapukan
Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan” fisik dan kimiawi”. Pelapukan
kimiawi, yaitu pelapukan yang terjadi karena perubahan komposisi kimiawi;
pelapukan ini menyebabkan batuan mengalami perubahan komposisi kimia; agen
utama penyebab pelapukan tipe ini adalah air. Pelapukan fisik adalah pelapukan
yang terjadi karena kerusakan fisik batuan seperti pecahnya batuan karena akar
tumbuhan, atau pecahnya batuan karena perubahan temperatur; pelapukan ini
menyebabkan batuan pecah menjadi fragmen-fragmen batuan yanglebih kecil. Proses
pelapukan ini terjadi di permukaan bumi, dimana batuan (litosfer)mengalami
kontak dengan atmosfer dan hidrosfer serta biosfer.
b. Deformasi
Yaitu perubahah fisik batuan karena
pengaruh tekanan. Proses deformasi ini terjadi di bawah permukaan bumi yang
melibatkan perlapisan batuan
dan tubuh-tubuh batuan beku atau
metamorf.
c. Perubahan
jenis batuan
Menyebabkan suatu jenis batuan
menjadi jenis batuan yang lain , seperti dari batuan beku menjadi batuan
sedimen atau batuan, dari batuan sedimen menjadi batuan metamorf atau batuan
beku, atau dari batuan metamorf menjadi batuan sedimen atau batuan beku. Pembicaraan
tentang perubahan jenis batuan ini dilakukan ketika kita berbicara tentang
petrologi. Di sini kita berbicara tentang siklus batuan. Proses perubahan jenis
batuan ini terjadi di litosfer secara keseluruhan mulai dari permukaan bumi
bahkan sampai mantel. Proses ini
melibatkan seluruh agen geomorfologi, gerak-gerak tektonik, dan
temperatur.
No comments:
Post a Comment