Sunday, May 17, 2015

MAKALAH PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MELALUI PENDIDIKAN KELUARGA

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
MELALUI PENDIDIKAN KELUARGA






Oleh
Juzsi Aldeska
1413022038














PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. 

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Pembentukan Kepribadian Melalui Pendidikan Keluarga”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih 


Bandar Lampung, 28 Oktober 2014
Penyusun




Jusi Aldeska










DAFTAR ISI




COVER................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Keluarga .................................................................. 3
2.2 Fungsi Pendidikan Keluarga ......................................................................... 4
2.3 Tujuan Pendidikan Keluarga ........................................................................ 5
2.4 Pendidikan Keluarga ..................................................................................... 6
2.5 Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga ......................................................... 7
2.6 Strategi Pendidikan Keluarga ....................................................................... 8

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang

Pendidikan
merupakan suatu kegiatan yang universal dan merupakan suatu kebutuhan hidup dalam kehidupan manusia yang menjadi Hak Asasi Manusia yang harus dilindungi serta keharusan bagi manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial didalam interaksi dengan kelompoknya. Perkembangan sosial memang ditentukan dengan banyak faktor yang saling berkaitan yang bersal dari diri anak itu sendiri, sehingga tidak mudah menentukan faktor manakah yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang yang pada suatu saat akan mengalami kegagalan pada dirinya. Hubungan sosial anak dengan orang tuanya juga menjadi salah satu faktor perkembangan diri anak. Orang tua dalam mencurahkan perhatian yang lebih besar kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak mendapatkan kesulitan primer keluarganya. Tentulah status sosial ekonomi bukan merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial, sebab itu tergantung pada sikap-sikap orang tuanya dan bagaimana interaksi dalam keluarga itu. Walaupun sosial ekonomi keluarganya memuaskan tetapi apabila tidak memperhatikan pendidikan anaknya dan senantiasa berselisih paham atau mungkin ststus sosial ekonomi orang tuanya mencukupi dan interaksi sosial antara anak dan orang tuanya juga baik namun anak itu berkembang secara tidak wajar, maka hal ini akan berdampak negatif pada perkembangan sosial anak itu. Dan pada akhirnya, perkembangan sosial anak itu turut ditentukan pula oleh sikap anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya. Hal ini merupakan peranan penting terhadap perkembangan anak-anaknya, baik itu mengenai keluarga atau kelompok sosial maupun keadaan sosial ekonomi keluarga anak itu.
1
Jadi Pendidikan itu sebenarnya bertujuan untuk mencerdaskan anggota masyarakat sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik dan juga memberikan alternatif yang tepat untuk mengatasi masalah atau problematika hidup dalam kehidupan mereka.

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian lingkungan pendidikan keluarga
2.      Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga
3.      Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan keluarga
4.      Untuk mengetahui strategi pendidikan keluarga




























2
BAB II
PEMBAHASAN



2.1.    Pengertian Pendidikan Keluarga

Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar didik. Apabila diberi awalan me menjadi mendidik maka akan membentuk kata kerja yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran). Sedangkan bila berbentuk kata benda akan menjadi pendidikan yang memiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan tempat untuk membina atau membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya. Sehingga sangat jelas bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan senantiasa terarah dalam kehidupannya.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Menurut Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan merupakan proses bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dengan tujuan supaya terbentuk kepribadian yang unggul. Kepribadian yang unggul ini memiliki makna yang cukup dalam, yaitu pribadi yang bukan hanya pintar secara akademik tapi juga baik secara karakter.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendidikan keluarga adalah proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan
3
budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

2.2. Fungsi Pendidikan Keluarga

Ada beberapa fungsi di dalam pendidikan keluarga diantaranya adalah, sebagai berikut :
a. Pengalaman pertama masa anak-anak
Dalam pendidikan keluarga anak memperoleh “pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak” selanjutnya. Dari penyelidikan para ahli, pengalaman pada anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam hidupnya.
b.  Menjamin kehidupan emosional anak
Dalam pendidikan keluarga maka kehidupan emosional atau kebutuhan rasa kasih sayang anak dapat terjamin dengan baik. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan darah antara pendidik dan anak didik (orang tua dan anak), karena hubungan orang tua ada atas rasa kasih sayang yang murni. Terjaminnya kehidupan emosional anak pada waktu kecil berarti menjamin pembentukan pribadi anak selanjutnya.
c.  Menanamkan dasar pendidikan moral
Pendidikan ini menyentuh pendidikan moral anak-anak oleh karena di dalam keluargalah terutama tertanam dasar-dasar pendidikan moral, melalui contoh-contoh yang konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.
d. Memberikan dasar pendidikan kesosialan
Dalam kehidupan keluarga sering anak-anak harus membantu (menolong) anggota keluarga yang lain seperti menolong saudaranya sakit, bersama-sama menjaga ketertiban keluarga dan sebagainya. Semuanya memberi pendidikan pada anak, terutama memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak.

4

Adapun fungsi keluarga menurut MI Soelaeman (1978) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan
pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b. Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
c. Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d. Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e.   Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.

2.3. Tujuan Pendidikan Keluarga

Tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara atau melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama. Proses pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang
5
sosial ekonomi dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Keberhasilan anak di sekolah sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak. Ketika pendidikan dalam keluarga itu sudah terbina dengan baik maka akan tercapai kehidupan yang harmonis dalam keluarga dan ini makan mempengaruhi pendidikan-pendidikan selain dalam keluarga.
Dalam buku The National Studi on Family Strength, Nick dan De Frain mengemukakan beberapa hal tentang pegangan menuju hubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu :
1.    Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga
2.    Tersedianya waktu untuk bersama keluarga
3.    Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak
4.    Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak
5.    Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi

2.4.  Pendidikan Keluarga

Secara garis besar pendidikan dalam keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.    Pembinaan Akidah dan Akhlak
Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanannya, sejak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka al-Ghazali memberikan beberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan dengan cara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi). Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya.
Muhammad Nur Hafidz merumuskan empat pola dasar dalam bukunya. Pertama, senantiasa membacakan kalimat Tauhid pada anaknya. Kedua, menanamkan kecintaan kepada Allah dan Rasulnya. Ketiga, mengajarkan
6
 al-Qur’an dan keempat menanamkan nilai-nilai pengorbanan dan perjuangan.
Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Penanaman akhlak dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakan bahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat dijadikan teladan ataupun idola bagi mereka.
2.    Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial.
3. Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak si anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.

2.5. Ruang Lingkup Pendidikan Keluarga

Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?” tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral.



7
2.6. Strategi Pendidikan Keluarga

Pendekatan pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan endogenous (menimbulkan dari dalam) dan conditioning (pembisaan, mempengaruhi dari luar) serta enforcement (pemaksaan).

Anak-anak dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan. Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta kasih merupakan sarana atau alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi pembentukan budi pekerti dan moral.

Di dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan taraf kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan persoalan-persoalan secara demokratis.

Strategi lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik, mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual.

Strategi yang dapat digunakan oleh orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya, yaitu :
a.    Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b.    Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c.    Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d.   Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.

Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
a.    Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b.    Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c.    Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d.   Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.




























8
BAB III
KESIMPULAN



Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa) menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.

Adapun tujuan pendidikan keluarga adalah memelihara, mendidik dan melindungi anak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan fungsi dari pendidikan keluarga menurut MI Soelaeman yaitu : (1) Fungsi edukatif, (2) Fungsi Sosialisasi, (3) Fungsi Proteksi, (4) Fungsi Afeksi, (5) Fungsi Religius, (6) Fungsi Ekonomi, (7) Fungsi Rekreasi, (8) Fungsi Biologis.

Pentingnya pendidikan dalam keluarga sangatlah jelas karena merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia. Di samping itu, tidak terlepas juga berbagai strategi dalam pendidikan lingkungan keluarga sesuai dengan tumbuh kembangnya peserta didik, diantaranya :
a.    Bantulah anak untuk menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b.    Bantulah anak mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c.    Jadilah figur ideal bagi anak dalam berperilaku.
d.   Beri semangat dan gugah hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat berperan sebagai :
Bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga, bisa mengembangkan batas-batas normatif, bisa share your skills kepada anak-anak, dan mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.

DAFTAR PUSTAKA



Khairuddin. 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta : Liberty












No comments:

Post a Comment