Friday, May 15, 2015

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN


A.      Deskripsi
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan.Pertumbuhan (growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolangun (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya.Maka tidak tepat, jika mengatakan pertumbuhan ingatan, pikiran, kecerdasan, dan sebagainya, sebab kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.Atau dikatakan pertumbuhan kemampuan berjalan, manulis, penginderaan, dan sebagainya, sebab kesemuanya itu merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.

Konsep perkembangan itu sangatlah kompleks, karena itu ada beberapa pendefinisian dalam perkembangan, anatra lain menurut, Seifert & Hoffnung (1994), mendefinisikan perkembangan sebaga “long-termchanges in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai : (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian”.

Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), “perkembangan adalah suatu proses kea rah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali, atau proses yang kekal dan tetap yang emnuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar”.

Maka kesimpulan umum yang dapat ditari dari beberapa penjelasan di atas, bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlansung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar

B.       Pembahasan
1.      Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam waktu tertentu. Sebagai hasil dari bertumbuhnya ukuran tubuh (fisik), kekuatan otot dan tulang manusia, organ tubuh menjadi lebih sempurna. Sedangkan, perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakteristik dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat progressif, dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perkembangan akan mencapai suatu kematangan (Berk, 1989)..

2.         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a.         Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu:
1)   Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti:
a) Sifat jasmani.
b) Kematangan
2)   Faktor Eksternal
Yaitu faktor-faktor  yang berasal dari luar diri individu, seperti:
a) Kesehatan fisik
b) Makanan yang bergizi
c) Lingkungan

b.    Faktor yang mempengaruhi perkembangan
1)   Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkankan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula.
2)   Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat dalam waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
3)   Interaksi keturunan dan lingkungan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan dan temperamen. Karena pengaruh lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interaksi. Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause tidak dapat diabaikan.

3.      Tugas-tugas perkembangan
Setiap individu diharapkan menguasai keterampilan tertentu yang penting yang  memperoleh pola perilaku yang disetujui pada berbagai rentang kehidupan. J. Havighurst menamakannya “tugas-tugas pokok dalam perkembangan”. Menurut J. Havighurst tugas pokok perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu , yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kea rah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.” Beberapa tugas terutama muncul sebagai akibat dari kematangan fisik, seperti belajar berjalan, yang lain terutama berkembang dari adanya tekanan-tekanan budaya dari masyarakat, seperti belajar membaca, dan yang lain lagi tumbuh dari nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi individual, seperti memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan.

Berdasarkan ungkapan dari J. Havighurst di atas, ada beberapa tugas-tugas pokok perkembangan untuk berbagai tahapan rentang kehidupan, anatara lain
·      Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
Belajar untuk memakan makanan padat, berjalan , berbicara, mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mempersiapkan diri untuk membaca.
·         Akhir masa kanak-kanak
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum, membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, manulis dan berhitung, mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
·         Masa remaja
Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran social pria dan wanita, mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
·         Awal masa dewasa
Mulai bekerja, memilih pasangan, mulai membuat keluarga, mencari kelompok social yang menyenangkan
·         Masa usia pertengahan
Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara, membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia, mengembangkan kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa.
·         Masa tua
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga, Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup, membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia, membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan, menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes.

4.        Fase-Fase Perkembangan
Menurut  Elizabeth B. Hurlock dibagi menjadi 5 fase yaitu:
a.         Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, ± 280 hari.
b.         Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c.         Fase babyhood (bayi), mulai 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d.        Fase childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai usia pubertas.
e.         Fase adolescence (remaja), mulai 11 dan 13 sampai 21 tahun, yang terbagi dalam 3 masa, yaitu :
1)        Fase pre adolescence, mulai 11-13 tahun bagi wanita, dan usia sekitar setahun kemudian bagi pria.
2)        Fase early adolescence, mulai 13-14 tahun sampai 16-17 tahun.
3)        Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh perguruan tinggi





No comments:

Post a Comment