A.
Deskripsi
Dalam konsep
perkembangan juga terkandung pertumbuhan.Pertumbuhan (growth) sendiri
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya bersifat biologis. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan
sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh
atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolangun (1997),
pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau
diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993),
mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran
(size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa
penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa istilah pertumbuhan dalam
konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan
badan, kaki, kepala, jantung, paru-paru, dan sebagainya.Maka tidak tepat, jika
mengatakan pertumbuhan ingatan, pikiran, kecerdasan, dan sebagainya, sebab
kesemuanya merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah.Atau dikatakan
pertumbuhan kemampuan berjalan, manulis, penginderaan, dan sebagainya, sebab
kesemuanya itu merupakan perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah.
Konsep
perkembangan itu sangatlah kompleks, karena itu ada beberapa pendefinisian
dalam perkembangan, anatra lain menurut, Seifert & Hoffnung (1994), mendefinisikan
perkembangan sebaga “long-termchanges in a person’s growth, feelings,
patterns of thinking, social relationships, and motor skills”. Sementara
itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai : (1) perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati,
(2) pertumbuhan, (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari
bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (4) kedewasaan atau
kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni
Akbar Hawadi (2001), “Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Di dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian”.
Menurut F.J.
Monks, dkk., (2001), “perkembangan adalah suatu proses kea rah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali, atau proses
yang kekal dan tetap yang emnuju kea rah suatu organisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar”.
Maka kesimpulan umum yang dapat ditari dari
beberapa penjelasan di atas, bahwa perkembangan tidaklah terbatas pada
pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga
terkandung serangkaian perubahan yang berlansung secara terus-menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar
B.
Pembahasan
1.
Hakikat Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan
merupakan proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta
berlangsung dalam waktu tertentu. Sebagai hasil dari bertumbuhnya ukuran tubuh
(fisik), kekuatan otot dan tulang manusia, organ tubuh menjadi lebih sempurna. Sedangkan,
perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakteristik dari gejala-gejala
psikologis ke arah yang lebih maju. Perkembangan merupakan suatu proses
perubahan yang bersifat progressif, dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan
karakteristik psikis yang baru. Perkembangan akan mencapai suatu kematangan (Berk,
1989)..
2.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
a.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik individu:
1) Faktor
Internal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti:
a) Sifat jasmani.
b) Kematangan
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, seperti:
a) Sifat jasmani.
b) Kematangan
2) Faktor
Eksternal
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti:
a) Kesehatan fisik
b) Makanan yang bergizi
c) Lingkungan
Yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti:
a) Kesehatan fisik
b) Makanan yang bergizi
c) Lingkungan
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
1) Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkankan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula.
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkankan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical twins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda pula.
2) Temperamen
Temperamen
adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat dalam waktu
yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang Iain
dengan hangat, sebagai lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku
tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
3) Interaksi
keturunan dan lingkungan
Keturunan
dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan menghasilkan individu
dengan kecerdasan dan temperamen. Karena
pengaruh lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat
dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interaksi. Pengaruh
genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut
terus sampai dewasa Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata
hasil lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan,
evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan
menopause tidak dapat diabaikan.
3.
Tugas-tugas perkembangan
Setiap individu diharapkan menguasai
keterampilan tertentu yang penting yang memperoleh pola perilaku yang
disetujui pada berbagai rentang kehidupan. J. Havighurst menamakannya “tugas-tugas
pokok dalam perkembangan”. Menurut J. Havighurst tugas pokok perkembangan
adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari
kehidupan individu , yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa kea rah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan
tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam
menghadapi tugas-tugas berikutnya.” Beberapa tugas terutama muncul sebagai
akibat dari kematangan fisik, seperti belajar berjalan, yang lain terutama
berkembang dari adanya tekanan-tekanan budaya dari masyarakat, seperti belajar
membaca, dan yang lain lagi tumbuh dari nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi
individual, seperti memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan.
Berdasarkan ungkapan dari J.
Havighurst di atas, ada beberapa tugas-tugas pokok perkembangan untuk berbagai
tahapan rentang kehidupan, anatara lain
· Masa bayi
dan awal masa kanak-kanak
Belajar untuk memakan makanan padat,
berjalan , berbicara, mengendalikan pembuangan kotoran
tubuh, mempersiapkan diri untuk membaca.
·
Akhir masa kanak-kanak
Mempelajari keterampilan fisik yang
diperlukan untuk permainan yang umum, membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, mengembangkan ketrampilan dasar untuk membaca, manulis dan
berhitung, mengembangkan pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
·
Masa remaja
Mencapai hubungan baru dan yang
lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, mencapai peran social pria dan wanita, mengharapkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung
jawab, mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya.
·
Awal masa dewasa
Mulai bekerja, memilih pasangan, mulai
membuat keluarga, mencari
kelompok social yang menyenangkan
·
Masa usia pertengahan
Mencapai tanggung jawab sosial dan
dewasa sebagai warga Negara, membantu anak-anak remaja belajar
untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia, mengembangkan kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang
dewasa.
·
Masa tua
Menyesuaikan
diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan,
menyesuaikan diri dengan masa pension
dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga, Menyesuaikan
diri dengan kematian pasangan hidup, membentuk
hubungan dengan orang-orang yang seusia, membentuk
pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan, menyesuaikan
diri dengan peran social secara luwes.
4.
Fase-Fase Perkembangan
Menurut Elizabeth B. Hurlock dibagi menjadi 5 fase yaitu:
a.
Fase
prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, ± 280
hari.
b.
Fase
infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c.
Fase
babyhood (bayi), mulai 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d.
Fase
childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai usia pubertas.
e.
Fase
adolescence (remaja), mulai 11 dan 13 sampai 21 tahun, yang terbagi dalam 3
masa, yaitu :
1)
Fase
pre adolescence, mulai 11-13 tahun bagi wanita, dan usia sekitar setahun
kemudian bagi pria.
2)
Fase
early adolescence, mulai 13-14 tahun sampai 16-17 tahun.
3)
Fase
late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang tengah menempuh
perguruan tinggi
No comments:
Post a Comment