Wednesday, May 13, 2015

SIKLON TROPIS DAN BADAI GURUH




SIKLON TROPIS DAN BADAI GURUH
(Makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa)

Disusun oleh :
            Bella Permatasari        (1413022010)
            Dwi Utari                    (1413022022)
            M Fikri Hasan             (1413022046)
            Sri Lestari                    (1413022064)
            Yuni Sartika                (1413022072)

unila-blue.jpg


PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015



KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.Makalah ini dibuat sebagai syarat memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang berkaitan dengan “Siklon Tropis dan Badai Guruh”.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dalam berbagai bentuk sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan maksimal.
Semoga makalah ini bermanfaat, dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan saya dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Bandar Lampung, 30Maret 2015


Penyusun






DAFTAR ISI
                                                                                    


HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i     
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.RumusanMasalah..................................................................................... 2
1.3. Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II  PEMBAHASAN
      2.1.Pengertian Siklon Tropis.......................................................................... 3
2.2. Terbentuknya Siklon Tropis.................................................................... 6
2.3. Fase pertumbuhan Siklon Tropis............................................................. 7
2.4. Dampak adanya Siklon Tropis................................................................ 10
2.5. Pengertian badai guruh........................................................................... 11
2.2.Penyebab badai guruh.............................................................................. 12
2.3. Fase pertumbuhan badai guruh............................................................... 14
2.4. Dampak adanya badai guruh.................................................................. 15
BAB IIIKESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Sejak dahulu hingga sekarang bumi kita sudah banyak mengalami
fenomena-fenomena alam baik fenomena yang biasa hingga fenomena yang luar biasa. Fenomena alam tersebut merupakan suatu kejadian yang bisa terjadi di suatu tempat, salah satu dari fenomena alam tersebut adalah badai.

Badai adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu planet, terutama yang mempengaruhi permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk. Badai dapat ditandai dengan angin yang kencang (badai angin), petir dan kilat (badai guruh), curahan lebat misalnya es (badai es) atau angin yang membawa suatu zat melalui atmosfer (seperti badai pasir, badai salju, dan lain-lain). Salah satu bentuk badai yaitu Siklon Tropis (Badai Tropis) dan Badai Guruh.Siklon Tropis merupakan istilah dalam meteorologi untuk suatu daerah bertekanan sangat rendah yang ditopang oleh angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 118 km/jam. Badai Guruh atau Thunderstorm adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian ini adalah khas di daerah tropis pada musim pancaroba, terutama pada masa peralihan musim kemarau memasuki musim penghujan.

Oleh karena itu,agar kita dapat mengetahui lebih jelas mengenai bencana alam siklon tropis dan badai guruh tersebutmaka penulis menyusun makalah ini.
 



1.2.      Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a.       Apa yang dimaksud siklon tropis?
b.      Bagaimana terbentuknya siklon tropis?
c.       Apasaja fase pertumbuhan siklon tropis?
d.      Apakah dampak adanya siklon tropis?
e.       Apa yang dimaksud badai guruh ?
f.       Apakah penyebab terbentuknya badai guruh?
g.      Apasaja fase pertumbuhan badai guruh?
h.      Apakah dampak adanya badai guruh?

1.3.      Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Mengetahui pengertian siklon tropis.
b.   Mengetahui terbentuknya siklon tropis?
c.   Mengetahui fase pertumbuhan siklon tropis?
d.   Mengetahui dampak adanya siklon tropis?
e.   Mengetahuipengertian badai guruh ?
f.    Mengetahuipenyebab terbentuknya badai guruh?
g.   Mengetahui fase pertumbuhan badai guruh?
h.   Mengetahui dampak adanya badai guruh?






BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Siklon Tropis
Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.Siklon tropis merupakan sistem angin pusaran yang melanda daerah pusat tekanan rendah atmosfer, di daerah lintang 23,5oLU–23,5oLS
Bagian tengah siklon tropis disebut mata dengan diameter antara 10 hingga 100 kilometer dan menjulang dengan ketinggian mencapai 12 – 15 km. Pada bagian mata ini, keadaan cuacanya cerah dengan angin yang relatif tenang. Mata siklon tropis di kelilingi oleh dinding mata berupa angin yang bergerak spiral dari bawah ke atas dan dipenuhi awan-awan. Pada dinding mata ini keadaan cuaca sangat buruk dengan hujan lebat, badai guruh serta tiupan angin sangat kencang.
siklontropis__607b238f
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari. Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.
Arah rotasi atau putaran pada siklon tropis tergantung pada daerah pembentukannya. Di belahan bumi bagian selatan, arah rotasi searah dengan putaran jarum jam. Sedangkan di belahan bumi bagian utara, arah rotasi beralawanan arah dengan putaran jarum jam. Arah rotasi tersebut dipengaruhi oleh gaya corriolis.
siklontropis__33a44d9b
Arah putaran siklon tropis. Di belahan bumi bagian selatan (B) searah dengan putaran jarum jam. Di belahan bumi bagian utara (A) berlawanan arah dengan putaran jarum jam.
Kebanyakan siklon tropis (65%) terbentuk pada daerah antara 100 dan 200 dari ekuator, sedikit sekali (± 13%) yang muncul pada lintang di atas 220U dan siklon tropis tidak muncul pada daerah 40 dari ekuator, lihat gambar. Tidak munculnya siklon tropis di sekitar ekuator menunjukkan pentingnya rotasi bui atau gaya coriolis dalam pembentukan siklon tropis.
http://earthsci.org/processes/weather/wea1/hurrdev.jpg
Tabel: Daerah pertumbuhan siklon tropis di seluruh dunia
Nomor
Nama Daerah Pertumbuhan
Luasan Wilayah
1
Atlantik Utara
Samudra Atlantik Utara, Laut Karibia dan Teluk Meksiko
2
Pasifik Timur Laut
Amerika Utara hingga 180° BT
3
Pasifik Barat Laut
Sebelah Barat 180° BT, termasuk Laut Cina Selatan
4
Hindia Utara
Teluk Benggala dan Laut Arab
5
Hindia Selatan
Samudra Hindia Selatan sebelah Barat 100° BT
6
Hindia Tenggara / Australia
Bumi Belahan Selatan 100 - 142° BT
7
Pasifik Barat Daya / Australia
Bumi Belahan Selatan sebelah Timur 142° BT


2.2. Terbentuknya Siklon Tropis
Seperti namanya, siklon tropis tumbuh diperairan disekitar daerah tropis, terutama yang memiliki suhu muka laut yang hangat.
Jumlah siklon tropis yang tumbuh dibelahan bumi utara rata-rata 57.3 kejadian dalam satu tahun dan dibelahan bumi selatan rata-rata 26.3 siklon tropis dalam setahun (berdasarkan data tahun 1968 - 1989).
Siklon tropis terbentuk di atas laut di daerah tropis. Beberapa kondisi yang menyebabkan siklon tropis terbentuk, diantaranya:
a.       Samudera atau laut yang luas dengan suhu permukaan laut yang cukup panas, yaitu di atas 260C.
b.      Siklon tropis tidak terbentuk di atas daratan.
c.       Daerah tropis dengan lintang minimal 50 atau sekitar 500 km dari khatulistiwa.
d.      Sebelum terjadi siklon tropis di suatu daerah, terdapat gangguan cuaca di daerah tersebut.
e.       Kelembapan udara pada permukaan sampai ketinggian 6 km cukup besar.
f.       Kecepatan angin relatif tinggi.
Pembentukan silon tropis terjadi ketika:
a.       Suhu permukaan laut yang panas (di atas 260C ) menyebabkan tekanan di atas permukaan laut tersebut menjadi rendah.
b.      Adanya pusat bertekanan rendah ini menimbulkan angin yang bergerak dari yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah tersebut.
c.       Gaya Coriolis menyebabkan angin yang menuju daerah tekanan rendah dibelokkan dan pada jarak tertentu angin tersebut naik ke atas secara spiral.
Parameter Coriolis harus lebih besar dari nilai minimum yag terdapat pada lintang sekitar 50 belahan bumi utara dan selatan. Jika gaya coriolis lemah, maka siklon tropis tidak terbentuk. Gaya coriolis dapat ditulis:
Fc = f . Vdengan f = 2Ω sin Φ
Keterangan :    f=parametr coriolis
                        V= kecepatan angin
                        Ω= kecepatan sudut rotasi bumi=7,292 x 10-5 rad/s
                        Φ=lintang tempat                   
Di ekuator (Φ=0),gaya coriolis menuju nol, sehingga daerah ini bebas dari jejak siklon tropis.
d.      Udara basah yang terbawa oleh angin yang bergerak ke atas tersebut kemudian berkondensasi (mengembun), membentuk awan sambil melepaskan panas laten.
e.       Panas laten menyebabkan udara disekitarnya memuai dan terdorong keluar dari pusat badai. Hal ini menyebabkan tekanan di lapisan bawah terus berkurang sehingga angin bergerak masuk lebih cepat dan lebih banyak uap air yang terbawa.
f.       Siklus ini terus berulang membuat badai lebih hebat sampai ada faktor yang membuatnya lemah.
2.3. Fase Pertumbuhan Siklon Tropis
Pembentukan siklon tropis mengalami beberapa tahap, yaitu depresi tropis, badai tropis dan kemudian siklon tropis.
1.      DepresiTropis
siklontropis__m319ec536

Jika angin di atas permukaan yang masuk berkecepatan antara 37–63 km per jam (20-34 knot ) maka disebut depresi tropis. Bentuknya belum mempunyai mata dan tidak berpilin.
Depresi Tropis dilihat dari satelit.
2.      BadaiTropis
Jika kecepatan angin terus meningkat mencapai antara 64-118 km per jam (35-64 knot), depresi tropis tumbuh menjadi badai tropis. Bentuk sikloniknya (berpilin) sudah mulai terbentuk namun belum memiliki mata.
siklontropis__68af4763
Badai Tropis Charli di Texas.
3.      SiklonTropis
Jika kecepatan angin mencapai lebih besar dari 118 km/jam (>64 knot), maka badai tropis tumbuh menjadi siklon tropis. Mata dan pusaran angin sudah terbentuk.
siklontropis__3c6d8091
Siklon Tropis Gafilo di Madagaskar.
2.4. Perbedaan Antara Siklon, Tornado, Puting Beliung & Water Spout
Siklon, tornado, puting beliung dan water spout sama-sama merupakan pusaran atmosfer. Namun demikian, ukuran diameter tornado, puting beliung dan water spout sama-sama berkisar pada ratusan meter, sedangkan ukuran diameter siklon dapat mencapai ratusan kilometer. Tornado terjadi di atas daratan, sedangkan siklon tropis di atas lautan luas. Siklon tropis yang memasuki daratan akan melemah dan kemudian mati. Puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil yang terjadi di Indonesia, dan water spout merupakan tornado yang terjadi di atas perairan, (dapat berupa danau maupun laut).
Perbedaan siklon dan tornado dapat dilihat pada tabel berikut:
Kriteria
Siklon
Tornado
Daerah tumbuhnya
Di laut, umumnya di atas lintang 10 derajat utara maupun selatan
Di darat. Tornado yang terjadi di perairan disebut water spout
Arah gerak
Untuk siklon di bumi belahan selatan umumnya bergerak ke arah barat atau barat daya, sedangkan untuk siklon di bumi belahan utara umumnya bergerak ke arah barat atau barat laut.
Arah pergerakannya tergantung pada arah gerak badai guntur (thunderstorm) pembentuknya.
Ukuran diameter
Ratusan kilometer.
Ratusan meter.
Lama hidupnya
1 - 30 hari, dengan rata-rata 3 - 8 hari.
3 menit hingga lebih dari satu jam.

 

2.5.      Musim Siklon di Sekitar Indonesia
http://meteo.bmkg.go.id/data/tc/learn/06.01_id.jpg

Menurut klimatologinya, wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis katulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun demikian banyak juga siklon tropis yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia, dan memberikan dampak tidak langsung pada kondisi cuaca di Indonesia. Contohnya saja, siklon tropis Rosie (2008) yang terbentuk di sebelah barat Banten, siklon tropis Kirrily yang terbentuk di sekitar Kepulauan Aru, siklon tropis Inigo, yang pada saat masih berupa bibit siklon sempat melintasi Nusa Tenggara dan badai tropis Vamei (2001), yang diklaim sebagai badai tropis yang terbentuk paling dekat dengan katulistiwa yaitu di sekitar semenanjung Malaka, tepatnya pada koordinat 1.5° LU.
2.6.      Dampak Siklon Tropis
Walaupun siklon tropis terbentuk di lautan, namun efeknya dapat mempengaruhi daratan. Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh siklon tropis adalah:
1. Gelombang badai (Storm Surge) berupa gelombang laut yang tinggi dengan ketinggian beberapa meter di atas paras laut yang normal. Pada tahun 1970 di Bangladesh, terbentuk siklon Bhola menyebabkan gelombang badai (storm surge) yang meyebabkan kematian 300.000 orang. Gelombang ini berbeda dengan gelombang tsunami.
2. Angin yang kencang yang dapat merusak kendaraan, bangunan, jembatan atau objek di luar lainnya.
3. Hujan lebat disertai badai guruh yang dapat menyebabkan banjir di wilayah-wilayah pemukiman penduduk.
Gelombang badai, angin yang merusak, hujan lebat dan banjir pada akhirnya dapat menyebabkan orang kehilangan tempat tinggal, gagal panen, tercemarnya air bersih, terganggunya arus transportasi di darat, laut, maupun udara, dan berhentinya aktivitas nelayan. Hal tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi masyarakat.
Siklon tropis juga memiliki dampak positif yaitu diantaranya :
Walaupun banyak kerugian yang timbul akibat siklon tropis, secara global siklon tropis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan panas atmosfer bumi dengan cara memindahkan panas, dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis ke wilayah sub tropis dan kutub yang lebih dingin.
Pada beberapa situasi khusus, siklon tropis membawa dampak positif bagi wilayah- wilayah yang terkenda dampaknya. Di wilayah Jepang, sebagian besar curah hujan yang turun merupakan dampak dari typhoon. Hurricane Camille mengakhiri kondisi kekeringan dan kesulitan air pada daerah-daerah yang dilewatinya.
2.7.      Pengertian Badai Guruh
Ribuan badai guruh terjadi setiap harinya di daerah tropis. Di wilayah kutub, tak diketahui jumlahnya dengan pasti. Badai guruh ini berhubugan dengan udara tak stabil dan gerak vertikal yang kuat yang menghasilkan awan kumulonimbus (Cb). Energinya datang dari pelepasan panas laten kondensasi dalam udara lembab yang naik. Lapse rate tak stabil merupakan hasil dari pemanasan lapisan permukaan atau introduksi di atas udara dingin. Proses-proses umum sehingga badai guruh bisa berkembang adalah :
1.      Pemanasan dan konveksi dalam udara basah di atas permukaan daratan yang hangat
2.      Lewatnya udara dingin dan basah di atas perairan yang hangat
3.      Udara tak stabil bersyarat yang dipaksa naik sepanjang zone konvergensi atau pada barrier pegunungan
4.      Pendinginan radiatif pada level atas

Peristiwa-peristiwa atau fenomena cuaca yang berkaitan dengan thunderstorm, antara lain:
a.       Adanya awan Cumulunimbus (Cb)
b.      Adanya kilat dan guntur → petir
c.       Adanya hujan yang lebat/deras
d.      Adanya angin kencang.
Pelepasan muatan listrik inilah yang disebut petir. Listrik ini memiliki tegangan lebih dari 50.000 kilovolt, dengan temperatur bisa lebih panas dari permukaan matahari. Karena panasnya inilah, udara yang dilalui petir akan memuai dengan cepat, lalu kemudian memampat kembali dengan cepat. Proses inilah yang menimbulkan suara guruh.
http://weather.meteo.itb.ac.id/content/artikel/artikel9_files/image019.jpg
Diameter badai guruh bisa mencapai 3-40 km. Sepanjang dasarnya, badai gelap dan dia didahului oleh squall line yang dibuat oleh arus udara yang bergerak dalam arah berlawanan. Presipitasi dari badai yang matang (mature) intensif dan terdiri dari tetes hujan yang besar. Jika gaya ke atas cukup kuat menembus di atas level beku, hail bisa turun dari awan, biasanya dari sisi pinggir. Pada kondisi temperatur yang cocok, presipitasi bisa dalam bentuk salju atau butiran salju.

2.8.      Penyebab Terjadinya Badai Guruh

Badai guruh yang disebabkan oleh pemanasan permukaan di atas daratan paling umum terjadi pada musim panas dan di siang atau awal petang hari. Di atas lautan, selisih temperatur antara temperatur air dan udara sejuk di atasnya terbesar terjadi pada malam hari, sehingga aktivitas badai guruh lebih besar pada malam hari. Sepanjang dan di atas pegunungan, badai guruh maksimum biasanya terjadi pada siang atau awal petang hari ketika efek kombinasi pemanasan siang hari dan kenaikan orografik mencapai maksimum. Sepanjang zone konvergensi, badai guruh berkembang ketika udara dipaksa naik dengan cepat. Di lintang tengah badai guruh berhubungan dengan front dan seringkali dipicu oleh pemanasan permukaan, kenaikan orografi, atau diredakan oleh udara dingin di level atas. Sepanjang front dingin, biasanya lebih dekat ke permukaan dan lebih kuat daripada sepanjang front panas atau front atas.

Badai guruh konvektif terlokalisasi pada suatu titik dengan pola yang tak teratur jalannya. Badai guruh pada front terkonsentrasi pada zona 20-80 km (lebar) dan panjang mungkin beberapa ratus kilometer. Badai guruh frontal kadang tidak terlihat oleh pengamat dari bawah karena puncak awan Cb sering tertutup oleh awan di bawahnya. Walaupun guruh dan kilat menyertai badai guruh yang masak (mature), perannya dalam perkembangan presipitasi tidak sangat jelas dipahami. Loncatan kilat bisa terjadi dari awan ke awan, di antara level-level yang berbeda dalam awan, atau dari dasar awan ke tanah. Guruh merupakan suara ledakan yang ditimbulkan saat udara mengembang tiba-tiba merespon panas yang besar akibat loncatan kilat dan kemudian dengan cepat mendingin dan berkontraksi/ menyusut.

Huff dan Changnon (1973) menyimpulkan bahwa eksistensi dan besarnya badai guruh meningkat dalam kawasan kota, jika jumlah penduduknya mencapai lebih dari satu juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya emisi panas, meningkatnya konveksi thermal melalui pulau panas (heat island) dalam kota, meningkatnya turbulensi karena perubahan wajah kota, dan meningkatnya jumlah aerosol yang diinjeksikan ke dalam atmosfer oleh aktivitas manusia kota.
Badai guruh yang terjadi di wilayah tropis diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Badai guruh konvektif. Badai ini disebabkan oleh pemanasan permukaan oleh radiasi matahari. Karakteristik badai ini adalah pertumbuhan cepat, arus udara ke bawah kuat, hujan lebat local, daerah kurang luas, angina rebut local, serta adanya resiko hujan es batu local dan petir.
2.      Badai guruh oregrafik. Badai ini terjadi jika udara tak stabil secara bersyarat atau konvektif naik akibat pegunungan.
3.      Badai guruh yang disebabkan oleh gangguan tropis seperti badai tropis, monsoon, gelombang timuran dan sebagainya.

Jika ada pemanasan udara lembab permukaan maka parsel udara lembab akan naik akibat gaya apung termal dan membentuk awan kamulus kecil.
Selama bagian kolom udara dalam awan lebih panas dari temperatur udara di sekitarnya maka awan akan terus tumbuh menjulang ke atas sampai temperatur di awan sama dengan temperatur di sekelilingnya.
                                                           
Dimana:F = g. (T'-T)/T                              
            T’ = temperatur parsel udara
            T  = temperatu udara lingkungan
            g  = percepatan gravitasi lokal 

Awan Cumulus Congestus terbentuk jika temperatur udara lingkunganmenjadi dingin secaracepat terhadap ketinggian maka arus vertikal (updraft) di dalam awan akan menjadi lebih kuat.Jika awan Cumulus Congestus tumbuh jauh ke dalam lapisan (isoterm) maka akan terbentuk awan Cumulonimbus (Cb) yang puncaknya dapat mencapai tropopause. Awan Cb ini adalahawan guruh yang menghasilkan petir.Kebanyakan udara di dalam awan konvektif berasal dari lapisan udara dekat permukaan tanah.Udara tesebut dapat berasal dari jarak yang jauh beberapa kilometer dari pusat awan. Padawaktu arus vertikal terbentuk, udara akan memusat ke arah awan. Jika tetes-tetes awan dibawa keatas melalui(paras beku) maka tetes ini tidak spontan membeku. Beberapa tetes yang tidak membeku disebut tetes kelewat dingin (supercool droplets). Di atas isotermtetes awanakan spontan membeku menjadi kristal-kristal es.
https://html2-f.scribdassets.com/7mybx1nrgg1wqaye/images/2-6b5fb27f70.jpg
2.9.      Fase pertumbuhan badai guruh
Fase pertumbuhan badai guruh dapat dibagi menjadi 3 tingkat:
1)    Tingkat cumulus
Pada fase ini udara ke atas (updraft) sangat dominan, sehingga awan akan terus tumbuhselama gaya apung termal masih positif. Di sini terjadi proses pertumbuhan tetes hujanmelalui tumbukan-tangkapan atau melalui mekanisme Kristal es jika terbentuk partikeles. Awan Cumulus kemudian menjadi Cumulus Congestus yang di dalamnya terjadiproses hujan dan elektrifikasi awan.
2)    Tingkat dewasa (mature)
Pada fase ini awan sangat bengis dan berbahaya. Fase dewasa ditandai dengan peristiwahujan lebat, turbulensi kuat, guruh, dan kilat. Batu es hujan (hail) kemungkinan terjadidalam fase ini. Pada fase ini terjadi arus uadara ke bawah yang menghasilkan presipitasidan arus udara ke atas yang memasukkan bahan bakar yaitu uap air yang melepaskanpanas laten jika berubah fase menjadi tetes awan.
3)    Tingkat disipasi
Pada fase ini badai menjadi tua. Badai guruh dikatakan menjadi tingkat pelenyapan(disipasi) jika lebih dari setengahnya dikuasai oleh arus udara ke bawah yang lemahsehingga curah hujan berkurang dan menjadi hujan ringan atau gerimis yang padaakhirnya awan badai mati.Untuk Indonesia, proses pertumbuhan tetes awan Cb lebih cepat sehingga hujan lebihcepat turun. Dalam awan Cb selain selain proses tumbukan dan tangkapan, juga terdapatproses Kristal es atau proses Bergeron-Findeisen.

2.10.  Dampak Badai Guruh
Badai yang disertai angin kencang dan petir tersebut dapat mengancam jiwa akibat sengatan listrik dan robohnya pohon atau bangunan.











BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
1.      Siklon tropis merupakan sistem angin pusaran yang melanda daerah pusat tekanan rendah atmosfer, di daerah lintang 23,5oLU–23,5oLS.
2.      Terbentuknya siklon tropis karena suhu permukaan laut di atas 260C, kelembapan udara pada permukaan sampai ketinggian 6 km cukup besar, kecepatan angin relatif tinggi.
3.      Fase pertumbuhan siklon tropis yaitu depresi tropis, badai tropis, dan siklon tropis.
4.      Dampak siklon tropis yaitu dapat merusak kendaraan, bangunan, jembatan atau objek di luar lainnya, banjir.
5.      Badai guruh adalah badai yang ditandai dengan adanya awan cumulunimbus (Cb), adanya kilat dan guntur → petir, adanya hujan yang lebat/deras,adanya angin kencang.
6.      Badai guruh yang disebabkan oleh pemanasan permukaan di atas daratan paling umum terjadi pada musim panas dan di siang atau awal petang hari.
7.      Fase pertumbuhan badai guruh, tingkat cumulus, tingkat dewasa (mature), dan tingkat disipasi.
8.      Dampak badai guruh yaitu dapat mengancam jiwa akibat sengatan listrik dan robohnya pohon atau bangunan.

3.2.      Saran
Adapun saran untuk penulis makalah selanjutnya agar mencari referensi yang lebih banyak dari berbagai sumber agar mendapat lebih banyak penjelasan dan pengetahuan mengenai materi yang di bahas.



DAFTAR PUSTAKA

Husni, Muhammad & Siswono. 2007. Mengenal Bahaya Petir.Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
Khotimah, M.K., 2008. Klimatologi Siklon Tropis di Sekitar Indonesia. Buletin Meteorologi dan Geofisika.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Teknik Geofisik. Bandung:Institut Teknologi Bandung
Tjasyono, Bayong. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



 

No comments:

Post a Comment